Harianjabar.com

Media online jawa barat | media jawa barat | informasi jawa barat | berita jawa barat | berita bandung | gubernur jawa barat | walikota bandung | walikota bogor | info kuliner jawa barat | Media Jabar | Jabar Online news | Jabar news | Berita online jawa barat | Media online jabar | Info jabar | Harian Jabar.

KPAI Sebut Mayoritas Sekolah Bingung Hadapi New Normal

2 min read

Jakarta — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut sekolah masih bingung dalam mempersiapkan kenormalan baru, terutama kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di zona kuning atau resiko rendah penyebaran Virus Corona (Covid-19).

“Mayoritas sekolah masih bingung mempersiapkan apa saja untuk menuju kenormalan baru, mereka butuh bimbingan dan pengawasan,” kata Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Selasa (11/8).

Dari hasil pengawasannya, KPAI menyebut banyak sekolah yang belum siap secara infrastruktur fisik, berbagai standar prosedur operasional (SOP) seperti kedatangan ke sekolah, kegiatan di kelas, kepergian dari sekolah, ibadah di masjid sekolah.

Dari total 21 sekolah, kata dia, baru 1 sekolah yang memenuhi kesiapan infrastruktur maupun SOP. Banyak sekolah belum membentuk tim gugus tugas Covid-19 di sekolahnya.

Retno mengatakan persoalan operasional sekolah bukan sekadar zona. Namun, kata dia, yang terpenting adalah persiapan protokol kesehatan di sekolah.

“Melindungi anak bukan dengan zona, tapi dengan persiapan pencegahan bahaya penularan yang ketat,” kata dia.

Berdasarkan laporan yang diterima oleh KPAI sebelumnya, kasus Covid-19 terjadi di berbagai sekolah dan pondok pesantren yang membuka sekolah. Dari pengawasan KPAI tercatat ada tiga sekolah dan lima pondok pesantren.

Menurut Retno, kasus-kasus itu menunjukkan bahwa pembukaan sekolah tanpa persiapan yang jelas dan terukur akan sangat membahayakan kesehatan dan nyawa anak-anak, guru, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya.

“KPAI mendorong penyiapan tidak hanya urusan infrastruktur seperti wastafel, sabun, disinfektan dan lain-lain, namun juga perlu menyiapkan kenormalan baru saat pembelajaran tatap muka akan dilakukan,” ucap dia.

Lebih lanjut, pihaknya telah mulai melakukan pengawasan langsung kesiapan sekolah di zona apapun untuk melakukan pembelajaran tatap muka.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sebelumnya mengizinkan sekolah kembali melakukan pembelajaran tatap muka di zona kuning. Ini dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif PJJ di tengah pandemi Covid-19.

“Kami akan merevisi untuk memperbolehkan, bukan memaksakan, pembelajaran tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat,” kata Mendikbud Nadiem Makarim dalam konferensi pers secara daring, Jumat (7/8).

“Untuk zona hijau dan kuning diperbolehkan, bukan dimandatkan, dipaksakan. Tapi tentunya dengan protokol-protokol yang ada,” tandas dia.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *