Harianjabar.com – Suasana libur Natal dan Tahun Baru di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak seramai seperti suasana saat libur panjang sebelumnya.
Tak terlihat adanya penumpukan kendaraan di pintu masuk menuju sejumlah objek wisata di Lembang. Bahkan arus lalulintas pun cenderung sepi sama seperti hari biasanya.Kondisi sepinya kunjungan wisatawan ke Lembang, dikeluhkan pengelola wisata. Menurut mereka, salah satu penyebab menurunnya kunjungan wisatawan di masa libur panjang Nataru kali ini yakni penerapan syarat rapid test antigen.
“Seperti bisa dilihat, kondisinya sangat sepi. Padahal biasanya kalau libur Nataru seperti ini. Salah satunya itu karena syarat bawa rapid test antigen, mungkin wisatawan enggak mau ribet makanya memilih enggak wisata ke Lembang,” ungkap pengelola objek wisata The Great Asia Africa, Wawan Setiawan, kepada detikcom, Sabtu (26/12/2020).
Jika dikalkulasikan, kunjungan sejak hari Senin hingga Sabtu hanya mencapai 3 ribu wisatawan. Padahal jika hari normal, 3 ribu wisatawan merupakan jumlah kunjungan hingga siang hari.”Kemarin saat Natal itu sampai 1500 kunjungan, tapi setelah ada informasi wajib rapid antigen jadi menurun lagi. Seminggu ini paling hanya 3 ribu wisatawan yang datang, sangat drastis penurunannya,” terangnya.
Pihaknya sendiri belum mengikuti arahan dari pemerintah untuk mengecek surat hasil rapid test antigen wisatawan karena masih menunggu surat edaran dari Pemkab Bandung Barat.
“Kita belum mengecek hasil rapid antigen, tapi antisipasinya kita lakukan penerapan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Kalau soal rapid antigen, menunggu arahan dulu saja,” bebernya.Sebelumnya, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna menyebut pihaknya turut serta memberlakukan syarat wajib rapid test antigen bagi wisatawan yang berkunjung selama libur Natal dan Tahun Baru.”Untuk instruksi gubernur soal rapid test antigen kita harus menyesuaikan. Itu juga untuk mencegah penyebaran COVID-19,” ungkap Umbara.
Umbara menyebut kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Lembang cenderung menurun. Namun menurutnya, hal itu bagus untuk mencegah penyebaran COVID-19.
“Wisatawan takut juga ke sini, agak riskan karena COVID-19. Memang menurun juga kunjungan, tapi bagus untuk pencegahan. Mudah-mudahan bisa zona kuning,” tandasnya.