BPBD Siap Siaga Hadapi Potensi Multi Bencana di Jawa Barat
2 min readHarianjabar.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyiagakan posko penanggulangan bencana di 27 kabupaten/kota, untuk menghadapi potensi multi bencana jelang puncak musim hujan 2021.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti adanya multi bencana hidrometeorologis di seluruh wilayah Jawa Barat.
Bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem ini diprediksi akan terjadi mendekati puncak periode musim hujan pada Februari atau bahkan hingga April 2021.”Kita sejak 1 November 2020 menetapkan Jabar Siaga bencana hidrometeorologi melalui Pergub yang berlaku sampai 30 Mei 2021, prediksi dari BMKG bahwa cukup panjang musim hujan ini. Dengan adanya status siaga darurat tersebut, maka posko penanggulangan bencana diaktivitasi 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu dengan pengaturan piket,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar Dani Ramdan saat dihubungi detikcom, Selasa (26/1/2021).
Dani mengatakan sebagian peralatan yang digunakan untuk menghadapi bencana telah disiagakan di kecamatan dan Koramil yang berada di kawasan risiko tinggi bencana.”Dari sisi penyiapan masyarakat pun kami melalui program Desa Tangguh Becana itu sudah menetapkan desa mana yang berisiko tinggi, dan desa tangguh bencana itu harus memiliki tiga komponen minimal. Pertama ada satgasnya, yaitu kepala desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, relawan di desa, kemudian peralatannya seperti cangkul dan alat-alat lain seperti pelampung, tenda darurat dan kemudian anggaran,” ujar Dani.
Dia menyatakan biasanya desa terbentur anggaran untuk melaksanakan mitigasi atau pun penanggulangan bencana. Namun kini ada aturan yang mengatur agar desa yang rawan bencana harus mengalokasikan anggaran yang besarannya disesuaikan dengan APBDes masing-masing.
“Ya yang masuk kategori desa yang tinggi potensi bencana itu, dari 5.000-an desa, ada 500-an desa. Yang baru kita bangun untuk desa tangguh bencana baru 250, nah untuk 250 yang lain kita membuat program fast track. Kalau dari BNPB standar Destana itu 16 indikator, nah untuk yang kondisi saat ini yang belum terbentuk minimal punya tiga indikator yang tadi, yaitu satgas, peralatan dan anggaran,” kata Dani.Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan berdasarkan observasi curah hujan di Jawa Barat sampai awal Januari 2021, seluruh zona musim (36 ZOM) di Jawa Barat saat ini telah memasuki musim hujan, seperti yang telah diprediksikan sejak Oktober 2020 lalu.
“Sebagian zona musim tersebut terjadi lebih awal jika dibandingkan dengan kondisi klimatologisnya, dan saat ini berada pada puncak musim hujan atau curah hujan tinggi,” ujarnya.
Multi bencana hidrometeorologis yang dimaksud dan berpotensi terjadi saat hujan ekstrem di Jabar, di antaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.
Sumber : detik.com (https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5349302/bpbd-siap-siaga-hadapi-potensi-multi-bencana-di-jawa-barat?tag_from=wpm_nhl_6)