Harianjabar.com

Media online jawa barat | media jawa barat | informasi jawa barat | berita jawa barat | berita bandung | gubernur jawa barat | walikota bandung | walikota bogor | info kuliner jawa barat | Media Jabar | Jabar Online news | Jabar news | Berita online jawa barat | Media online jabar | Info jabar | Harian Jabar.

Induk UMKM Indonesia Tidak Pernah Mendirikan Proyek Ngingu

2 min read

Oleh Dede Rinaldi

Jakarta, Harian Jabar – Induk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta, namanya dicatut untuk kepentingan sekelompok orang dengan membentuk Koperasi UMKM Indonesia (KOIN). Induk UMKM Indonesia tidak pernah diajak mendirikan Program Ngingu Bareng di Purworejo. Hal ini disampaikan Samsul Hadi, Ketua Dewan Pembina Induk UMKM Indonesia kepada Harian Jabar di Jakarta (25/02).

Samsul menegaskan sejauh ini pihaknya tidak pernah diberitahu tentang adanya Proyek Ngingu Bareng di Purworejo yang mengatasnamakan Induk UMKM Indonesia. “Saya sebagai Ketua Dewan Pembina, mengaskan bahwa Induk UMKM Indonesia tidak pernah kerja sama untuk membangun Program Ngingu,” lanjutnya.

PT Mega Gemilang Jaya mengklaim bahwa pihaknya menjalin kerja sama dengan Induk UMKM Indonesia, namun menurut Samsul tak pernah ada kerja sama. “Kerja sama seperti apa, saya gak tahu,” tegasnya.

Oleh karena itu lanjut Samsul, ia tidak bisa komen soal gonjang-ganjing Program Ngingu Bareng yang saat ini sedang viral di Purworejo.

“Saya rasa itu tanggung jawab penuh PT Mega Gemilang Jaya,” pungkasnya.

Seperti diketahui saat ini tengah terjadi kegaduhan Proyek Ngingu Bareng yang digagas oleh PT MGJ bekerjasama dengan Koperasi UMKM Indonesia (KOIN) dengan menggandeng masyarakat sebagai mitra dan kontraktor. Proyek sudah berjalan lebih dari satu tahun, namun tidak ada kejelasan pembangunan kandang bagi mitra dan pembayaran bagi kontraktor.

Belakangan diketahui banyak kontraktor yang dirugikan dan suplier pakan maupun kambing yang dilecehkan. Bahkan kontraktor PT Ilver Jaya Pratama mengadukan PT MGJ ke Polres Purworejo karena wanprestasi dan ada dugaan kriminal.

Di sisi lain suplier domba mengambil kembali domba domba yang sudah dikirim ke kandang karena tak kunjung dibayar sesuai perjanjian.

Subkontraktor ada yang membongkar kembali kandangnya karena terdesak kebutuhan keluarga. Sementara PT MGJ ingkar memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian.

Direktur utama PT MGJ, Hari Budianto memaparkan proyek ambisiusnya bahwa di Purworejo akan didirikan 10.000 kandang yang diisi 30 ekor domba per kandang. Masyarakat yang ikut program ini wajib menyerahkan surat tanah. Setiap kandang, masyarakat akan mendapat bagi hasil sebesar 10-12 juta per tiga bulan. Kandang, pakan, dan hewan semua disediakan PT MGJ. Masyarakat tinggal menunggu dan merawat hewan di rumah, setiap 3 bulan akan mendapat bagian 10-12 juta. Jika masyarakat punya 10 kandang saja, maka mereka akan mendapat bagian Rp 120 juta. Enak tenan. (Ded)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *