Jokowi Dukung Lima Konsensus soal Myanmar dari KTT ASEAN
2 min readBerita Dunia – Para pemimpin dan perwakilan sembilan negara-negara Asia Tenggara selesai menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang berlangsung pada Sabtu (24/4).
Mereka adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, pemimpin militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing.
Dalam kesempatan ini Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah pandangan. Salah satunya, membahas terkait krisis politik yang terjadi di Myanmar akibat kudeta militer yang berlangsung selama hampir tiga bulan, namun hingga kini kekerasan di Myanmar belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda.
“Kekerasan harus dihentikan, dan demokrasi dan stabilitas dan perdamaian di Myanmar harus segera dikembalikan. Kepentingan masyarakat Myanmar harus selalu jadi prioritas,” ujar Jokowi dalam konferensi pers secara daring.
Kedua, Jokowi meminta junta Myanmar melakukan proses dialog yang inklusif, pelepasan tahanan politik, “dan perlu segera dibentuk special envoy ASEAN, yaitu Sekjen dan Ketua ASEAN untuk mendorong dialog semua pihak di Myanmar.”
Ketiga,komitmen pembukaan akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN yang dikoordinasi oleh Sekjen ASEAN.
“Indonesia berkomitmen untuk mengawal terus tindak lanjut dari komitmen tersebut agar krisis politik di Myanmar dapat segera diatasi,” tandas Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga mengungkapkan konsensus tercapai di antara para pemimpin negara anggota ASEAN terkait penghentian kekerasan di Myanmar oleh militer.
“Kita bersyukur bahwa apa yang disampaikan Indonesia sejalan dengan yang disampaikan pemimpin ASEAN, sehingga pemimpin ASEAN telah mencapai konsensus,” tuturnya,
“Ada lima butir konsensus. Isinya kurang lebih sama dengan yang saya sampaikan [di KTT],” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ketua ASEAN Sultan Hassanal Bolkiah yang juga kepala negara Brunei Darussalam, dalam pernyataan resminya menyampaikan lima butir konsensus yang isinya yang hampir sama dengan pernyataan Presiden Jokowi dalam pernyataan nasionalnya.
“Kami mengakui peran positif dan konstruktif ASEAN dalam memfasilitasi solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar dan penghidupan mereka,” ujar Ketua ASEAN Sultan Hassanal Bolkiah.
“Dan karena itu menyetujui ‘lima poin konsensus’ yang dilampirkan pada pernyataan Ketua ini,” lanjutnya.
Adapun lima kesepakatan tersebut yaitu:
1. Kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.
2. Dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat.
3. Utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
4. ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre.
5. Utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Sementara itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar kali ini dihadiri sembilan orang pemimpin negara-negara di Asia Tenggara.
Selain Jokowi sejumlah pemimpin atau perwakilan dari negara-negara ASEAN hadir dalam pertemuan tersebut, yaitu Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Menteri Luar Negeri Filipina sebagai Utusan Khusus Filipina Teodoro L. Locsin Jr., Menteri Luar Negeri Thailand sebagai Utusan Khusus Thailand Don Pramudwinai, Menteri Luar Negeri Laos sebagai Utusan Khusus Laos Saleumxay Kommasith.
Panglima Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing turut hadir dalam KTT ASEAN kali ini.