Imbas Ulah Oknum Anggota, Pengamat Sebut Harus Ada Reformasi Kelembagaan Di Tubuh Polri
2 min read

Harianjabar,com — Imbas dari banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian membuat publik geram, akibatnya citra positif Polri akhir-akhir ini menurun. Kapolri Jenderal Sigit dalam arahannya selalu menyampaikan akan menindak tegas anggotanya yang melanggar aturan dan tidak taat hukum, bahkan dirinya tak segan-segan akan mempidanakan jika terbukti bersalah.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Visi Nusantara, Yusfitriadi mengatakan bahwa justru Polri ditangan kepemimpinan Jenderal Sigit semakin kuat. Bahkan dengan ketegasannya, tidak sedikit anggota polisi yang melanggar aturan diproses secara hukum.
Menurutnya, bahwa kultur kepolisian yang selalu mendapatkan stigma tidak baik dari masyarakat itu tidak serta merta bisa dihapuskan dalam sekejap. Karena membutuhkan waktu yang panjang untuk memperbaikinya dan itu yang sedang dilakukan oleh institusi Polri saat ini dibawah kepemimpinannya Jenderal Sigit.
“Kapolri Jenderal Sigit ini mempunyai visi dan orientasi yang cukup menarik, bagaimana mengembalikan citra Polri terhadap masyarakat dengan program Presisi nya, itu perlu didukung oleh semua pihak,” ujar Yusfitriadi, kepada Kantor Berita Harianjabar.com, Selasa (2/11).
Bang Yus sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa yang harus dikedepankan oleh Jenderal Sigit adalah reformasi internalisasi kepolisian, misalnya dengan pendekatan penegakan hukum yang humanis, toleran, serta tidak anti kritik.
“Saya pikir institusi Polri saat ini harus segera melakukan beberapa reformasi di internalnya, sehingga masyarakat akan menilai sejauh mana integritas aparat kepolisian dalam meningkatkan kinerja dan kepercayaan publik,” ungkapnya.
Selain itu, pendiri DEEP Indonesia ini menuturkan, bahwa tata kelola kelembagaan perlu dilakukan, Kapolri harus sudah mulai tegas terhadap sanksi kepada siapapun aparat kepolisian dari tingkat manapun yang berbuat melawan hukum itu tidak ada alasan lain untuk tidak dikenakan sanksi yang berat.
“Karena Polri adalah figur yang harus memberikan contoh baik kepada masyarakat. Maka saya juga mengingatkan untuk selalu dekat dan berbaur dengan masyarakat, karena itu merupakan wujud institusi Polri dalam memperbaiki citranya,” tutur pengamat Politik.
Yusfitriadi menambahkan, bahwa yang menjadi objek kepolisian selalu mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yaitu masih banyaknya anggota yang arogan, mengintimidasi demonstran, serta penegakan hukum yang tidak adil.
“Saya harap jika ada upaya intimidasi, arogansi ataupun kriminalisasi terhadap orang-orang yang disinyalir mengkritik kepolisian. Kalau kemudian itu diterapkan utuh oleh Kapolri, maka saya pikir Jenderal Sigit sudah berhasil dalam periodenya untuk mereformasi kelembagaan di tubuh Polri,” tutupnya.