Harianjabar.com

Media online jawa barat | media jawa barat | informasi jawa barat | berita jawa barat | berita bandung | gubernur jawa barat | walikota bandung | walikota bogor | info kuliner jawa barat | Media Jabar | Jabar Online news | Jabar news | Berita online jawa barat | Media online jabar | Info jabar | Harian Jabar.

Melalui Program Bangga Kencana, MPR RI Dukung Penuh BKKBN Dalam Penanganan Stunting

2 min read
Sosialisasi Program Bangga Kencana Penanganan Stunting di Bigland Convention & Hotel Bogor, Sentul.

Harianjabar.com Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama MPR RI melakukan Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Pentingnya Pencegahan Stunting Secara Dini.

Kegiatan yang bertemakan “Sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana” Bersama Mitra Kerja DPR RI ini diselenggarakan di Bigland Convention & Hotel Bogor, Babakan Madang, Sentul, Jum’at (13/11).

Wakil Ketua MPR RI, Syariefuddin Hasan dalam penyampaiannya, mendukung penuh program BKKBN baik dalam hal pengendalian penduduk maupun dalam upaya mengingatkan penanganan stunting.

“Terutama dalam penanganan stunting ini perlu dilakukan secara intensif di masa pandemi karena pada saat ini banyak penduduk yang mengalami masalah perekonomian, tetapi saat ini Jawa Barat setidaknya telah mengalami sedikit penurunan, meskipun di beberapa wilayah kasusnya masih tinggi. Namun jangan menjadi alasan untuk tetap terus memberantas stunting,” ucap Syarief.

Syariefuddin menegaskan, bahwa Komisi IX DPR RI harus mendukung penuh BKKBN sebagai koordinator pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di Indonesia.

“Untuk itu, saya meminta BKKBN agar terus melakukan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting dengan kementerian/lembaga lainnya,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi dan Data BKKBN RI, Mahyuzar dalam pemaparan materinya, menjelaskan bahwa Keluarga berencana mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas SDM.

“Program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana ini berfokus pada mencegah kematian ibu dan bayi serta menghindari  empat “terlalu” yakni terlalu muda yaitu ibu hamil pertama usia kurang dari 20 tahun, terlalu tua yaitu ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun, terlalu dekat jarak kehamilan yaitu jarak antara kehamilan pertama dengan berikutnya kurang dari 2 tahun, dan terlalu banyak anak yaitu ibu pernah hamil dan melahirkan hidup lebih dari 2 kali,” jelas Mahyuzar.

Lanjutnya, Mahyuzar menuturkan, bahwa melalui program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana  yang komprehensif dapat meningkatkan kualitas keluarga yang akan mampu menjadi keluarga yang berkualitas.

“Dan tentunya saya berharap sosialisasi program ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan Indonesia,” pungkasnya.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *