Amoda, Startup Rintisan Alumni ITB yang Curi Perhatian di KTT G20
3 min readHarianjabar.com – Sederet karya inovatif dari jajaran startup anak bangsa turut mencuri atensi dalam pagelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 Indonesia 2022, yang digelar pada 28 September hingga 2 Oktober 2022 di Pasar Nusa Dua 2, Bali.
Salah satunya, start up di bidang properti dan konstruksi asal Indonesia, Amoda yang dirintis oleh alumni Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung.
CEO Amoda, Robin Yovianto, mengatakan bahwa startup-nya tampil di G20 untuk mengenalkan produk mereka yang dinilai efektif bagi pengusaha dan/atau property owner. Misalnya, kata dia, dengan salah satu produk Amoda yakni ErgaPods, pengusaha dapat memindahkan asetnya ke mana pun ia mau.
ErgaPods sendiri ditampilkan dan diisi oleh sederet jenama kenamaan di antaranya Esteh Indonesia, Butter Beurre, Ubud Raw Chocolate & Cacao, Korte Chocolate, dan Namasindo Plas. Ukuran ErgaPods 3,6 meter x 2,4 meter dan punya desain yang dapat dipindahkan dan diperluas sesuai dengan kebutuhan.
“Dulu tempat bekerja atau berbisnis seperti ini tak bisa dipindahkan sehingga investasi akan mati. Mereka sekarang bisa mengefisienkan investasinya. Pemindahannya juga tidak perlu pakai crane, seperti memindahkan kontainer yang menghabiskan uang sekitar Rp 30 juta,” ujar Robin, dalam siaran pers
Co-Founder Amoda, Agusti ‘Bojes’ Salman Farizi mengatakan, ErgaPods bisa menjadi solusi dalam menemukan lokasi terbaik untuk bisnis.
“Bagi kami, di mana pun lokasinya, Amoda solusinya,” tutur Bojes.
Lahir dari Keresahan di Bidang Konstruksi
Robin mengatakan, lahirnya Amoda ini merupakan jawaban atas keresahan yang ia rasakan di dunia konstruksi. Usai lulus dari ITB dengan IPK 3,95 , pria yang melanjutkan kuliah di Standford University ini kerap menemukan hal yang tak efisien dan optimal dalam pembangunan konstruksi seiring dengan pendalaman ilmunya.
“Banyak hal yang tidak efisien dan optimal dalam sebuah pembangunan konstruksi. Banyak uang yang digelontorkan dan tak efisien, sehingga budgeting selalu bocor, penjadwalan selalu lewat,” kata Robin.
Selain itu, ia juga melihat fenomena dimana ada pengusaha di Indonesia yang memiliki banyak lahan yang tak termanfaatkan dengan baik, atau setidaknya tak terpakai maksimal.
“Sementara pemilik lahan harus nge-deal sama lembaga konstruksi yang bingung dalam bekerja. Maka itu gak sedikit orang yang berhimpun di dunia konstruksi dan bangunan itu tidak happy dan puas,” ujarnya.
Dari keresahan itulah Amoda lahir dari buah inisiasi Robin dan Bojes, untuk masuk membenahi setiap proses development and construction, dari hulu hingga ke hilir.
Amoda berkomitmen untuk mengefisiensikan setiap proses development and construction, salah satunya dengan mengajak orang-orang berpengalaman yang memiliki keresahan yang sama, untuk ikut bergabung.
Amoda, kata Robin, memantapkan diri untuk menciptakan konstruksi dengan kualitas yang tinggi, untuk bisnis dan perorangan. Mereka menjawab semua keresahan yang ada dengan merilis produk secara bertahap, dimulai dari peluncuran ErgaPods, yang berfungsi guna mengefisienkan investasi dan properti.
Amoda Jadi Solusi untuk UMKM
Selain memiliki ErgaPods, Amoda juga meluncurkan ErgaBox untuk skala bisnis yang lebih kecil. Maka itu, mereka berani mengklaim bahwa perusahaannya mampu menyentuh kebutuhan pebisnis UMKM yang ingin memaksimalkan lahan yang ada, untuk mencapai laba yang memuaskan.
Sebagian besar pemilik UMKM, kata Robin, memiliki fokus penuh terhadap kinerja bisnisnya sehingga seringkali tak punya solusi dari segi penyediaan lahan proporsional bagi tempat usahanya. Dalam kondisi ini, Amoda ingin memfasilitasi para pemilik UMKM sehingga leluasa untuk hanya fokus ke roda bisnis mereka.
“Agar para pemilik UMKM ini tidak tertipu oleh kontraktor-kontraktor bandel dan akhirnya jadi problema,” ujar Robin.
Setelah mengenalkan ErgaPods dan ErgaBox, Amoda saat ini tengah merancang berbagai produk dan layanan yang tak lepas dari tujuan mereka hadir. Sesuai visinya, Amoda ingin meluncurkan produk teknologi yang membantu bisnis untuk mengidentifikasi lokasi mana yang tersedia untuk disewakan dan tepat guna untuk kelanjutan sebuah bisnis.
“Akhir tahun ini kami menargetkan pemasangan 300 unit campuran dari ErgaPods dan ErgaBox,” ujarnya.