Fakta Baru Tersangka Wowon Serial Killer Bekasi Terungkap, 11 TKW Turut Jadi Korban
2 min readHarianjabar.com – Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, tersangka serial killer Bekasi-Cianjur, Wowon alias Aki memiliki sosok fiktif dalam dirinya bernama Aki Banyu.
“Ternyata tersangka Wowon ini berperan sebagai Aki Banyu, ini adalah figur fiktif,” ujar Hengki.
Hengki mengatakan, Wowon memiliki kemampuan mengubah nada suaranya. Oleh karena itu, tersangka serial killer lainnya yakni Solihin alias Duloh dan Dede Solehudin yang berkomunikasi melalui telepon tidak mengetahui bahwa Aki Banyu merupakan Wowon.
Selain itu, dengan menjadi Aki Banyu, Wowon yang merupakan dalang ternyata memiliki peran sentral dalam serangkaian pembunuhan keji di Bekasi-Cianjur yang mengakibatkan 9 orang meninggal dunia.
“Aki Banyu ini yang menyuruh (melakukan) pembunuhan,” kata Hengki, seperti yang dikutip harianjabar.com dari PMJ News pada Rabu, 25 Januari 2023.
Akan tetapi, Hengki belum bisa menjelaskan dan memastikan sejak kapan Wowon berprofesi sebagai dalang, termasuk penggunaan nama Aki Banyu ketika menikahi 6 istrinya.
“Semuanya masih kita dalami. Ini belum final,” tutur dia.
Selain melakukan pembunuhan berantai, Wowon melakukan penipuan berkedok menggandakan kekayaan. Sebelas Tenaga Kerja Wanita (TKW) jadi korban penipuan tersangka serial killer tersebut.
“Ternyata hasil pemeriksaan kami, sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan,” ujar Hengki.
Hengki menambahkan, para TKW yang menjadi korban penipuan mengirim sejumlah uang kepada tersangka lain yang berperan sebagai pengepul uang, yakni Dede Solehudin.
“Melalui rekening maupun melalui sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos, di kantor pegadaian, dan sebagainya,” kata dia.
Hengki juga mengatakan bahwa dari 11 orang TKW, beberapa di antaranya sudah terdeteksi untuk dimintai keterangan dan kesaksian.
“Sudah deteksi ada berapa orang yang bisa kita hubungi, beberapa orang sudah kembali ke Indonesia, dan dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya untuk kita ambil keterangan,” tutur Hengki Haryadi.***