Update Kasus Serial Killer Bekasi: Ada Sosok Fiktif hingga Polisi Lakukan Pembongkaran Makam
2 min readHarianjabar.com – Polisi mengungkap fakta baru dalam kasus pembunuhan berantai alias serial killer di Bekasi-Cianjur yang mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia.
Pembunuhan berantai itu dilakukan oleh tiga tersangka, yakni Wowon alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut tersangka Wowon berperan sebagai sosok fiktif bernama Aki Banyu.
“Ternyata tersangka Wowon ini berperan sebagai Aki Banyu, ini adalah figur fiktif,” kata Hengki.
Hengki juga mengatakan, Wowon memiliki kemampuan mengubah suara menjadi suara lain. Oleh karena itu, Duloh dan Dede yang berkomunikasi melalui telepon tidak mengetahui bahwa Aki Banyu merupakan Wowon.
Dengan menjadi Aki Banyu, Wowon yang merupakan dalang ternyata memiliki peran sentral dalam serangkaian pembunuhan yang dilakukan di Bekasi hingga Cianjur.
“Aki Banyu ini yang menyuruh (melakukan) pembunuhan,” tutur Hengki, seperti yang dikutip Harianjabar.com dari PMJ News pada Rabu, 25 Januari 2023.
Kendati demikian, Hengki belum bisa menjelaskan dan memastikan sejak kapan Wowon menjadi dalang, termasuk penggunaan nama Aki Banyu ketika menikahi enam orang istri.
“Semuanya masih kita dalami. Ini belum final,” katanya.
Sementara itu, guna kepentingan penyidikan lebih lanjut dalam kasus serial killer, polisi melakukan pembongkaran makam salah satu korban yang bernama Siti Fatimah, pada Selasa, 24 Januari 2023.
“Jenazahnya kemudian dibawa ke Jakarta, untuk menjalani pemeriksaan guna mengetahui penyebab kematiannya. Autopsi akan dilakukan oleh tim kedokteran forensik Rumah Sakit Polri, RSCM, dan UI,” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga.
Selain membongkar makam, polisi bersama tim laboratorium forensik juga mengambil sampel DNA pembanding dari anak kandung dan adik kandung korban.
“Kami melaksanakan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, seperti kakak ipar korban dan adik kandung korban. Pertama untuk mengetahui kematian korban melalui media sosial, dan kakak iparnya yang menemui korban lain atas nama Noneng di Bandung,” ujar dia.
Ia juga menjelaskan, kondisi jenazah saat makam dibongkar masih utuh. Jasad terbungkus rapi menggunakan plastik lantaran korban meninggal saat pandemi Covid-19 tepatnya pada 12 Februari 2021 lalu.
“Jadi masih utuh, kami belum buka di sini (Pakenjeng Garut. Jenazah dibuka di Rumah Sakit Polri ketika diperiksa,” tutur dia.***