Hujan diprakirakan mengguyur Bandung dan sejumlah kota besar di Indonesia
2 min readHarianjabar.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan akan mengguyur sejumlah kota besar di Indonesia pada Selasa siang dan malam hari.
Menurut informasi BMKG di Jakarta, Selasa, hujan ringan pada siang hari diprakirakan turun di Kota Denpasar, Serang, Yogyakarta, dan DKI Jakarta.
Kemudian hujan ringan juga diprakirakan turun di Surabaya, Palangka Raya, Bandar Lampung, Mataram, Kupang, Kota Jayapura, Manokwari, dan Medan.
Hujan dengan intensitas sedang pada siang hari diprakirakan turun di Kota Bandung.
Sementara hujan dengan intensitas lebat yang disertai petir pada siang hari diprakirakan mengguyur Kota Banda Aceh dan Manado.
Warga Banda Aceh dan Manado sebaiknya menyiapkan payung serta mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir atau bencana alam lain yang sering terjadi ketika hujan deras turun.
Sementara itu, Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Banjarmasin, Samarinda, Tanjung Pinang, Ambon, Ternate, Mamuju, Kendari, dan Palembang berawan pada siang hari. Semarang dan Pontianak berawan tebal.
Kemudian Kota Tarakan, Pangkal Pinang, Pekanbaru, dan Makassar diprakirakan cerah berawan pada siang hari. Kota Padang diprakirakan cerah.
Malam harinya, hujan dengan intensitas ringan diprakirakan turun di Kota Serang, Yogyakarta, Jambi, Bandung, Palangka Raya, Bandar Lampung, Ambon, Ternate, Jayapura, Manokwari, Mamuju, Manado, Palembang dan Medan.
Sementara itu, Kota Denpasar, Bengkulu, DKI Jakarta, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Tarakan, Tanjung Pinang, Mataram, dan Makassar diprakirakan berawan pada malam hari.
Sementara Kota Banda Aceh, Surabaya, Pangkal Pinang, Kupang, dan Kendari diprakirakan cerah berawan pada malam hari. Kota Pekanbaru dan Padang diprakirakan cerah.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang, angin puting beliung, dan hujan lebat berdurasi singkat berpotensi terjadi pada masa pancaroba, masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
“Pada Maret, April, Mei 2023, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi sebelum memasuki kemarau pada bulan Juni. Hal yang perlu diwaspadai, fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat.
BMKG memprakirakan curah hujan di wilayah Indonesia mulai mengalami penurunan karena fenomena La Nina yang semakin melemah.
Ketika La Nina terjadi, suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya dan kondisi tersebut mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Berdasarkan hasil pemantauan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menurut BMKG, saat ini intensitas La Nina terus melemah.
Fenomena La Nina yang semakin melemah dan menuju netral menyebabkan penurunan curah hujan. Saat curah hujan menurun, titik api berpotensi muncul di hutan maupun lahan.
“Kewaspadaan yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau, yang diprediksi umumnya menunjukkan curah hujan yang berkurang, yang lebih rendah dari tiga tahun terakhir meskipun sifatnya kembali ke normal,” kata Dwikorita.