Harianjabar.com

Media online jawa barat | media jawa barat | informasi jawa barat | berita jawa barat | berita bandung | gubernur jawa barat | walikota bandung | walikota bogor | info kuliner jawa barat | Media Jabar | Jabar Online news | Jabar news | Berita online jawa barat | Media online jabar | Info jabar | Harian Jabar.

Viral Bayi 1 Tahun Berbobot 25 Kg, Ternyata Ini Penyebabnya – Harianjabar.com

2 min read

Jakarta – Beberapa waktu lalu, salah seorang anak laki-laki berusia satu tahun asal Bekasi, Jawa Barat viral di media sosial karena memiliki berat badan melebihi rata-rata anak seusianya. Bayi montok ini disebut memiliki 25 kg.

“1 tahun, berat 25 kg, Boboho kalah ini, mah,” tulis akun TikTok yang mengunggah video bayi tersebut, @ismibossgep78, dikutip Senin (20/2/2023).Video tersebut pun sontak mengundang kritik dari warganet. Terlebih, bayi itu disebutkan sudah mengonsumsi berbagai camilan instan yang dibeli di warung sejak berusia enam bulan.

“Kasihan jantungnya. Harusnya berkembang dengan baik tapi terhimpit lemak. Semoga ada pihak terkait membantu untuk adik ini bisa normal. Sehat-sehat, nak, doaku untukmu,” ujar pengguna TikTok lainnya.

Berdasarkan kurva pertumbuhan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang digunakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berat badan anak tersebut dapat dikategorikan sebagai obesitas karena berat badan ideal anak laki-laki berusia satu tahun adalah 9,7 kg.

Sementara itu, berat badan 13,4 kg sudah masuk dalam kategori obesitas.Dilansir dari Mayo Clinic, obesitas pada anak merupakan kondisi medis yang sangat serius. Sebab, obesitas pada anak dapat memicu komplikasi fisik lainnya, seperti diabetes tipe 2, kolesterol, tekanan darah tinggi, nyeri sendi, masalah pernapasan, hingga penyakit hati berlemak non-alkohol.

Camilan instan dan makanan cepat saji (junk food) yang kerap dikonsumsi anak bisa menjadi salah satu pemicu utama terjadinya obesitas. Selain obesitas, anak-anak yang mengonsumsi junk food juga berisiko mengalami gangguan kesehatan usus, stroke, penyakit jantung, hingga gangguan fokus.

Berkaitan dengan hal itu, para peneliti dari Prevention Institute pun mengaitkan peningkatan diabetes, hipertensi, dan stroke dengan konsumsi junk food. Anak-anak yang rutin mengonsumsi junk food ditemukan lebih berisiko terserang penyakit kronis.

Menurut studi yang dipublikasikan Pediatrics pada 2004, anak-anak yang mengonsumsi junk food mengandung kalori, lemak, karbohidrat, dan gula tambahan cenderung berisiko tinggi mengalami obesitas.

Selain itu, studi yang sama juga menemukan bahwa sebagian besar anak-anak penggemar junk food ogah mengonsumsi serat, susu, buah, dan sayuran sehingga asupan gizi tidak seimbang.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *