Awas Perang Makin Gila! Ancaman Nuklir-Pesan Putin ke Jokowi – Harianjabar.com
6 min readJakarta – Serangan Rusia ke Ukraina resmi berumur satu tahun, Jumat (24/2/2023). Bukannya mereda, sejumlah ketegangan justru makin meningkat.Tak hanya melibatkan dua negara, sekutu-sekutu yang memihak masing-masing blok juga panas, seperti Amerika Serikat (AS). Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden telah membuat pidato keras, di mana mereka mengkritik negara masing-masing, yang dikhawatirkan pengamat makin memperdalam konflik.
Dalam pidato kenegaraan terbarunya Selasa lalu, Putin menegaskan tak akan menyerah di “tanah sejarah” Ukraina. Ia pun menyalahkan Barat atas perang yang terjadi.
Diketahui, Biden tiba-tiba mendatangi Ukraina dan Eropa awal pekan ini. Mantan Wakil Presiden Barrack Obama itu menegaskan kembali komitmen kepada Kyiv seraya memperingatkan Moskow tak akan pernah memenangkan perang.
Ini pun berujung pada komentar Putin yang membekukan partisipasi Rusia di perjanjian kontrol senjata nuklir, New START (for Strategic Arms Reduction Treaty). Lalu apakah perang akan makin menggila?
1.Perang Nuklir Makin Nyata
Ketakutan akan perang nuklir semakin nyata. Kamis ini, Putin kembali memberi sinyal soal nuklir, di mana dirinya akan melengkapi angkatan bersenjatanya dengan peralatan canggih.”Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir,” kata Putin, merujuk pada rudal nuklir yang berbasis di darat, laut, dan udara.
Putin mengatakan bahwa untuk pertama kalinya, rudal balistik antarbenua Sarmat akan dikerahkan tahun ini. Sarmat adalah senjata dengan julukan “setan” yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir.
“Kami akan melanjutkan produksi massal sistem Kinzhal hipersonik berbasis udara dan akan memulai pasokan massal rudal hipersonik Zirkon berbasis laut,” katanya.
Sebelumnya, penangguhan oleh Putin dinilai pengamat bahaya. Ini akan meningkatkan risiko perlombaan senjata baru, bersamaan dengan perang di Ukraina.
Masa depan disebut tak akan stabil dan dapat diprediksi. Itu juga memacu kekuatan lain seperti China, India, dan Pakistan untuk membangun persenjataan nuklir mereka.
“Perjanjian itu secara efektif membatasi jumlah hulu ledak per rudal yang dapat disebarkan oleh kedua belah pihak sehingga menghindari kehancuran akibat melipatgandakan jumlah hulu ledak beberapa kali lipat,” kata Direktur Strategi, Teknologi dan Pengendalian Senjata Institut Internasional untuk Studi Strategis, William Alberque, dimuat Reuters.
“Kedua belah pihak dapat segera beralih dari 1.550 hulu ledak strategis menjadi 4.000, dalam semalam,” katanya lagi.Hal sama juga dikatakan post-doctoral fellow di Proyek Nuklir Oslo, James Cameron. Ia mengatakan bahwa jika New START ditinggalkan, itu akan menandai kembalinya aura Perang Dingin.
“Jadi kita akan memiliki ketidakstabilan besar dalam hubungan di mana kedua belah pihak (Rusia dan AS) bertindak pada skenario terburuk, menambahkan sistem dan rencana yang lebih rumit untuk penggunaannya,” katanya.
“Pada akhirnya mengarah pada situasi yang jauh lebih tidak stabil antara kedua belah pihak dan juga lebih besar. Risiko beberapa jenis penggunaan nuklir,” tambahnya.
2.AS Beri Warning Warga di Ukraina
Kementerian Luar Negeri AS memperingatkan warganya tentang ancaman serangan rudal yang lebih tinggi di Ukraina. Ini terkait peringatan satu tahun perang Rusia.
Kedutaan Besar AS di Kyiv mendesak warga untuk “mengamati alarm udara, berlindung dengan tepat, mengikuti panduan dari otoritas setempat” jika terjadi serangan. Warga diminta mengambil tindakan pencegahan keselamatan lainnya.
3.China Turun Tangan
China disebut akan turun tangan mendamaikan perang Rusia-Ukraina. Hal ini terungkap di tengah kunjungan diplomat top Beijing ke Moskow untuk bertemu Putin.
Ini pun mendapat respons Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Meski dia belum melihat rencana China untuk mengakhiri perang tetapi dia akan menyambut pembicaraan dengan Beijing.
China sebelumnya mengatakan akan menetapkan posisinya untuk menyelesaikan konflik Ukraina melalui cara politik dalam dokumen, yang akan mempertimbangkan integritas teritorial, kedaulatan dan masalah keamanan. China, meski terlihat netral, kerap dituding Barat pro Rusia karena tak memberi sanksi apapun pada Moskow.
“Kami ingin bertemu dengan China,” kata Zelensky ditanya prospek untuk pertemuan dengan Xi Jinping.
“Ini adalah kepentingan Ukraina hari ini,” katanya saat dikunjungi Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez.
4.Rusia Tambah Amunisi Tentara Bayaran Wagner
Sementara itu, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner Rusia,Yevgeny Prigozhin mengatakan Kremlin menambah amunisi yang sangat dibutuhkan untuk pasukannya untuk berperang di Ukraina, Kamis. Ini terjadi setelah Rabu, ia menerbitkan foto-foto mengerikan dari lusinan pria yang katanya telah terbunuh karena Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov telah menahan amunisi untuk pasukannya bertempur.
Dalam sebuah klip audio, Prigozhin mengatakan telah memberi tekanan ke kementerian pertahanan. Menurutnya saat ini, amunisi sekarang sedang dalam perjalanan.
Wagner sendiri telah mempelopori pertempuran berbulan-bulan Rusia terutama di sejumlah wilayah di Bakhmut, Donetsk Ukraina. Wagner sendiri dikena sebagai pasukan sadis tanpa ampun dengan sejumlah latar belakang seperti narapidana.
5.G7 Tambah Sanksi Rusia: Bank-Negara Pendukung
Sementara itu, Presiden Joe Biden dan para pemimpin negara kelompok tujuh (G-7) akan bertemu secara virtual dengan Presiden Zelenskyy. Ini untuk membahas cara tambahan untuk mendukung Ukraina.
“G7 telah menjadi jangkar tanggapan kami yang kuat dan bersatu terhadap Rusia,” kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam pengarahan berita harian.
“Besok (Jumat) para pemimpin akan membahas bagaimana kami terus mendukung Ukraina dan terus meningkatkan tekanan pada Putin dan semua yang memungkinkan agresi,” tambahnya.
“Di antara pengumuman lainnya, AS akan menerapkan sanksi untuk sektor -sektor utama yang menghasilkan pendapatan untuk Putin … lebih banyak bank Rusia, industri pertahanan dan teknologi Rusia dan aktor di negara-negara pihak ketiga yang berusaha untuk mengisi ulang dan menghindari sanksi kami, “tambahnya.
6.UE “Pecah” soal Sanksi Rusia
Di sisi lain, kelompok Uni Eropa (UE) gagal menyetujui serangkaian sanksi baru terhadap Rusia yang telah mereka rencanakan. Hal ini dipaparkan sumber diplomatik Reuters.
Sebanyak 27 negara anggota perlu setuju dengan suara bulat untuk memperkenalkan sanksi. Sumber-sumber itu mengatakan Polandia memblokir paket itu atas pengecualian yang diusulkan untuk larangan impor dari karet sintetis Rusia.
Para diplomat Polandia mengatakan pengecualian itu begitu besar sehingga mereka akan membuat sanksi itu tidak efektif. Sumber-sumber lain mengatakan pengecualian diusulkan untuk mengakomodasi Italia, didukung oleh Jerman.
Meski begitu UE akan bertemu lagi Jumat ini.
7.Ekspor Biji-Bijian
Sementara itu, Ukraina akan mengusulkan ke Turki dan PBB untuk mengkaji lagi perpanjangan “Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam” guna memasukkan pelabuhan Mykolaiv ke dalamnya. Sebelumnya, Rusia memblokir pelabuhan Ukraina, yang membatasi ekspornya ke sejumlah negara.
Wakil Menteri Infrastruktur Ukraina Yuriy Vaskov mengatakan Rusia melanggar konvensi internasional tentang pengiriman.
Dia meminta komunitas internasional untuk campur tangan dan mengembalikan akses kapal Ukraina ke laut.
Selain itu, Vaskov mengatakan bahwa Ukraina akan bersikeras meningkatkan jumlah tim inspeksi untuk menghilangkan tumpukan kapal yang sedang menunggu inspeksi. Ukraina sebelumnya menyalahkan Rusia karena membuat tumpukan kapal.
Inisiatif Laut Hitam adalah kesepakatan yang ditengahi pada bulan Juli antara Ukraina, Rusia, Turki dan PBB. Ini untuk meredakan blokade angkatan laut Rusia, guna membuka blokade tiga pelabuhan utama Ukraina.
8.Janet Yellen Sebut Rusia Gagal
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen berkomentar soal serangan Rusia selama satu tahun. Menurutnya invasi brutal Putin gagal.
“Satu tahun kemudian, Perang Putin telah menjadi kegagalan strategis bagi Kremlin. Ukraina masih berdiri. Dan NATO dan koalisi global kami berdiri di belakangnya, “kata Yellen selama konferensi pers di Bengaluru, India, dalam rangkaian pembicaraan G20, dimuat CNBC International.
Ia juga memuji perlawanan Ukraina terhadap militer Rusia. Dirinya pun menegaskan kembali komitmen keuangan pemerintah AS untuk membantu Zelenskyy dalam membela negara itu.
“Bantuan militer kami termasuk senjata pertahanan utama yang diminta Ukraina, seperti sistem pertahanan rudal Patriot,” kata Yellen.
“Kami berharap dapat memberikan sekitar US$ 10 miliar dalam dukungan ekonomi tambahan,” ujarnya lagi.
9.Demo di Depan Kedutaan Inggris
Demonstran terjadi terkait satu tahun perang Rusia-Ukraina di kedutaan Rusia di London, Inggris. Protes itu konon dilakukan oleh kelompok kampanye yang dipimpin oleh Donkeys.
“Besok (Jumat) adalah peringatan pertama invasi imperialis Putin ke Ukraina, negara mandiri dan orang-orang dengan segala hak untuk menentukan nasib sendiri,” cutinya di Twitter,
“Keberadaan bendera Ukraina besar-besaran di luar kedutaannya di London akan berfungsi untuk mengingatkannya akan hal itu,” tambahnya.
10.Pesan Putin ke Jokowi soal Nuklir
Dari dalam negeri, kekhawatiran akan anlaman nuklir Rusia, juga tersurat dalam pembicaraan dengan Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto. Berbicara dengan media massa Rabu, terungkap bagaimana menurutnya, Putin memberi pesan untuk dibawa ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait sinyal perang nuklir bisa terjadi.
“Waktu saya bertemu, saya memperkenalkan diri. Kalimat pertama Putin adalah ‘tolong sampaikan ke Presiden Jokowi bahwa Rusia tidak mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir’,”
“Kalimat keduanya, ‘tapi jika ada serangan udara ke wilayah Rusia, kami mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir’,” lanjutnya menceritakan pertemuannya 2022 lalu.
Andi mengaku khawatir dengan pesan yang disampaikan Putin. Sebab, dalam kajian strategis, secara normal retaliasi nuklir hanya dilakukan kalau terjadi serangan nuklir.
Namun, Putin mengatakan itu terjadi jika serangan udara terjadi. Pertanyaannya kemudian, serangan udara yang disebut Putin mengarah ke wilayah Rusia yang mana atau wilayah di Ukraina yang sekarang sudah dikuasai Rusia.
“Lalu setelah itu Ukraina meminta dibantu dengan pesawat F-16, bahkan sampai ke F-35. Begitu F-16 dan F-35 digelar, dan itu kemudian melakukan serangan ke wilayah Rusia, Putin mengatakan saya akan mempertimbangkan serangan nuklir,” katanya.
“Titik seperti ini terakhir kali di dunia krisis misil Kuba tahun 1962. Kalau membaca sejarah, saat itu dunia benar-benar siap-siap dengan perang nuklir. Kita sedekat itu,” tambahnya.