Otoritas Israel larang warga Palestina masuki Masjid Al-Aqsa
2 min readRamallah, Palestina (harianjabar.com) – Otoritas Israel memberlakukan pembatasan terhadap warga Palestina dari wilayah Tepi Barat yang diduduki, untuk memasuki Masjid Al-Aqsa untuk menjalankan salat Jumat pertama pada bulan suci Ramadhan tahun ini.
Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan Israel dikerahkan di pos-pos pemeriksaan yang mengarah ke Yerusalem Timur di mana Masjid Al-Aqsa berada.
Mereka memeriksa kartu penduduk mereka dan melarang banyak dari mereka yang ingin masuk ke masjid tersebut.
Seorang warga Palestina, Abdelaziz Al-As’ad (60), mengatakan kepada Anadolu bahwa dia beberapa kali berusaha melewati pos pemeriksaan militer Israel Qalandia, Yerusalem utara, tetapi pasukan Israel memeriksa tanda pengenalnya dan mencegahnya masuk dengan alasan keamanan.
“Israel menyatakan menyediakan fasilitas (untuk warga Palestina), kenyataannya ini bohong belaka, yang ada malah pembatasan pergerakan dan pencegahan beribadah,” kata Al-As’ad.
Pada Senin (20/3), Israel menerapkan berbagai larangan kepada warga Palestina selama Ramadhan, yakni memasuki Masjid Al-Aqsa.
“Perempuan segala usia, anak laki-laki sampai usia 12 tahun, dan laki-laki di atas 55 tahun diperbolehkan memasuki Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan tanpa izin terlebih dahulu,” kata Koordinator Kegiatan Pemerintah di Daerah, Mayjen Ghassan Alyan.
Untuk mereka yang berasal dari Jalur Gaza, Israel memberlakukan kuota terbatas untuk perempuan berusia 50 tahun ke atas dan pria berusia 55 tahun ke atas, dari Minggu hingga Kamis, untuk memasuki Masjid Al-Aqsa.
Ketegangan di Tepi Barat membesar dalam beberapa bulan terakhir setelah militer Israel berulang kali menyerang kota-kota Palestina. Hampir 90 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel sejak awal tahun ini.
Sebanyak 14 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.
Kecam keras
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengecam keras sikap Menteri Keuangan Israel yang mengingkari eksistensi Bangsa Palestina dan tidak menghormati eksistensi serta kedaulatan wilayah Yordania.
“Indonesia mengecam keras sikap Menteri Keuangan Israel yang mengingkari eksistensi Bangsa Palestina dan tidak menghormati eksistensi serta kedaulatan wilayah Yordania,” menurut pernyataan Kemlu dalam sebuah unggahan di Twitter Kemlu RI, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan setelah Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menunjukkan peta wilayah Israel yang meliputi semua wilayah Palestina dan Yordania.
Menurut Reuters, Smotrich, yang memimpin partai nasionalis-agama dalam koalisi kanan-keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pada Minggu mengatakan bahwa “tidak ada yang namanya rakyat Palestina,” atau sejarah atau budaya Palestina.
Pernyataan tersebut kemudian menuai kecaman keras dari Menteri Luar Negeri Yordania, yang menyebut pernyataan dari Smotrich sebagai “rasis”.
“Indonesia terus konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina dan menghormati kedaulatan wilayah Yordania,” kata Kementerian Luar Negeri Indonesia.