Ratusan Ribu Member Robot Trading ATG jadi Korban Withdraw Macet
3 min readTulungagung (harianjabar.com) – Anggota atau member Auto Trade Gold (ATG) asal Tulungagung mengupayakan untuk pemberian restorative justice (RJ) atau penyelesaian secara damai atas kasus yang menjerat ketiga pendiri robot trading ATG tersebut. Diketahui, selama satu tahun lebih, hasil investasi dari robot tersebut tidak dapat di-withdraw atau dicairkan .
Salah satu member ATG asal Tulungagung, SW mengatakan, hingga detik ini pihaknya tidak melihat sedikit pun adanya skema ponzi pada sistem pengelolaan robot trading ATG. Dengan begitu, aplikasi tersebut dapat beroperasi kembali, mengingat pendiri dari robot trading tersebut merupakan anak bangsa. Di saat semua robot trading dimatikan sama pemerintah, apa ada yang terciduk, kan tidak. Kenapa dari dulu tidak dimatikan, seperti Farenhait, DNA Pro, dan NET89. Regulasinya kan sudah terpenuhi, jelasnya, kemarin (31/3).
Diketahui, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menetapkan tiga tersangka terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada kasus robot trading ATG. Ketiga tersangka tersebut yakni Wahyu Septian Dyfrig atau Wahyu Kenzo selaku pendiri robot trading ATG, Yudi Kurniawan alias Zakaria alias Papa Jack yang juga berperan sebagai pendiri robot trading ATG, dan Chandra Bayu alias Bayu Walker asal Tulungagung yang berperan sebagai pengatur web dan expert advisor robot trading ATG.
Ketidaksetujuannya SW akan penangkapan ketiga pendiri dari robot trading ATG tersebut bukannya tanpa alasan. Berkaca dari kasus sebelumnya yang menyangkut Indra Kenz dan Doni Salmanan, dia merasa penangkapan tersebut tidak memiliki arti yang lebih.
Menurut dia, dengan penangkapan ketiga pendiri dari robot trading ATG tersebut, tidak menjamin uang investasinya akan kembali. Kalau ditangkap, uangnya bakal kemana, ke negara? Kok enak sekali, ini uangnya member. Ada yang investasi dari uang pensiun, dari bisnis, bahkan ada yang dari utang, ucapnya.
Diketahui, hingga kini setidaknya ada sebanyak 300 ribu lebih member dari robot trading ATG. Dari keseluruhan member tersebut, 2 ribu di antaranya melakukan pelaporan lantaran tidak dapat menarik kembali hasil dari investasi mereka. Berdasarkan informasi, terakhir kali penarikan hasil investasi bisa dilakukan satu tahun lalu atau sekitar bulan Februari 2022. Sedangkan sebanyak 16.500 lebih member lainnya mendukung supaya ketiga pendiri ATG itu dapat restorative justice atas kasus ini. Kenapa member itu teriak-teriak tidak bisa menarik hasil investasi itu? Ya karena rekening WD atau penampungan untuk penarikan itu dibekukan. Kalau tidak dibekukan ya lancar-lancar saja sampai sekarang, ungkapnya.
Ketidaksetujuannya SW akan penangkapan ketiga pendiri dari robot trading ATG tersebut bukannya tanpa alasan. Berkaca dari kasus sebelumnya yang menyangkut Indra Kenz dan Doni Salmanan, dia merasa penangkapan tersebut tidak memiliki arti yang lebih.
Menurut dia, dengan penangkapan ketiga pendiri dari robot trading ATG tersebut, tidak menjamin uang investasinya akan kembali. Kalau ditangkap, uangnya bakal kemana, ke negara? Kok enak sekali, ini uangnya member. Ada yang investasi dari uang pensiun, dari bisnis, bahkan ada yang dari utang, ucapnya.
Diketahui, hingga kini setidaknya ada sebanyak 300 ribu lebih member dari robot trading ATG. Dari keseluruhan member tersebut, 2 ribu di antaranya melakukan pelaporan lantaran tidak dapat menarik kembali hasil dari investasi mereka. Berdasarkan informasi, terakhir kali penarikan hasil investasi bisa dilakukan satu tahun lalu atau sekitar bulan Februari 2022. Sedangkan sebanyak 16.500 lebih member lainnya mendukung supaya ketiga pendiri ATG itu dapat restorative justice atas kasus ini. Kenapa member itu teriak-teriak tidak bisa menarik hasil investasi itu? Ya karena rekening WD atau penampungan untuk penarikan itu dibekukan. Kalau tidak dibekukan ya lancar-lancar saja sampai sekarang, ungkapnya.