Menguak Misteri Rumah Pocong Sumi, Ternyata Rumah Eks Menag
3 min readYogyakarta (harianjabar.com) – Rumah kuno di Yogyakarta yang dinamai Rumah Pocong Sumi menarik perhatian wisatawan. Siapa sangka, ternyata rumah tua ini adalah rumah Eks Menteri Agama RI.
Rumah berarsitektur Eropa ini kerap dikenal masyarakat sebagai ‘rumah hantu’ yang menyeramkan.
Hal ini dilatarbelakangi oleh mitos kemunculan sosok Pocong Sumi yang kerap muncul untuk menakut-nakuti warga yang melintas di jalan depan rumah tersebut. Mitos ini semakin dikenal masyarakat usai stasiun televisi (TV) dan netizen membuat konten bertema mistis di rumah tersebut.
Akan tetapi, rumah tersebut sebenarnya memiliki sejarah penting yang seringkali luput dari konten yang dibuat oleh para kreator, sebagaimana penuturan penjaga rumah tersebut pada detikJogja, Senin (19/6/2023).
Sejarah Omah Indische
Omah Indische atau yang lebih dikenal sebagai Rumah Pocong Sumi merupakan rumah peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1860. Menurut penuturan Nono, selaku penjaga Omah Indische, orang pertama yang menempati rumah tersebut adalah pasangan suami istri Atmosudigdo.
“Beliau-beliau ini orang Jawa asli,” tutur Nono.
Pasangan Atmosudigdo memiliki lima orang anak yang salah satunya menjadi Menteri Agama pertama Republik Indonesia (RI), Muhammad Rasjidi. Dia lahir pada 20 Mei 1915 dan dilantik sebagai Menag pada 3 Januari 1946. Dua saudara Rasyidi tinggal di luar negeri dan dua lainnya tinggal di luar Yogyakarta. Sedangkan Rasjidi sendiri tinggal di Jakarta sejak menjabat sebagai Menag.
“Dari tahun 1946 sampai sekarang, rumah ini tidak ditempati sama keluarga Bapak (Rasjidi),” ucap Nono.
Omah Indische terbengkalai selama bertahun-tahun dan tertutup oleh pepohonan serta semak belukar. Usai Gempa Yogyakarta 2006, Nono kemudian berinisiatif untuk membersihkan bangunan yang sudah berbentuk hutan tersebut. Pada waktu yang sama, keluarga Rasjidi datang menilik Omah Indische dan meminta Nono untuk merawat serta menjaga rumah itu sampai sekarang.
Asal-usul Julukan Rumah Pocong Sumi
Nono menceritakan julukan Rumah Pocong Sumi yang melekat pada Omah Indische berawal dari salah satu stasiun TV swasta yang mengadakan tiga acara bertema mistis. Kru TV mengaku disambut oleh makhluk astral bernama Mbah Sumi yang cukup agresif.
“Belum dimulai pun, baru introducing, baru datang ke sini, yang namanya Mbah Sumi njemput (kru TV) duluan. Beliau (Mbah Sumi) yang paling agresif. Kemudian stasiun TV itu diam-diam menamakan seperti itu (Rumah Pocong Sumi),” jelas Nono.
“Setelah itu, rumah ini dikasih Google Maps. Jadi setiap hari yang datang banyak banget buat bikin konten seperti itu,” tambah Nono.
Menurut Nono, ada seorang YouTuber yang menjelaskan siapa saja sosok makhluk astral di Rumah Pocong Sumi. Selain sosok Mbah Sumi, terdapat sosok Noni Belanda dan sosok-sosok lainnya yang menjadikan rumah tersebut sebagai basecamp.
Saat berita ini ditulis, Nono menjelaskan bahwa ia telah melarang dan tidak lagi menerima segala bentuk perekaman yang dilakukan oleh stasiun TV maupun pembuat konten. Selain karena dianggap mengganggu oleh penunggu rumah itu, Nono sendiri juga kewalahan dalam menghadapi kru TV maupun konten kreator yang banyak di antaranya berperilaku merusak dan semena-mena.
Dijuluki Omah Indische
Menurut Nono, rumah dengan luas 2.000 meter persegi ini kemudian diberi nama Omah Indische. Titel ini disematkan oleh Bupati Bantul setelah meresmikan Desa Jagalan sebagai desa wisata.
Sejak saat itu, Omah Indische menjadi magnet wisatawan dari berbagai daerah di luar Yogyakarta seperti Jakarta, Surabaya, dan lain-lain. Padahal, daya tarik Kotagede yang dipromosikan oleh Bupati Bantul adalah posisi Kotagede sebagai peninggalan Kerajaan Mataram.
“Pokoknya yang pertama kali dikunjungi Omah Indische dulu. Karena sudah beredar seperti itu (julukan Rumah Pocong Sumi). Penasaran banget, tapi ya ngapunten di sini tergantung niate,” jelas Nono.
Nono menyayangkan para pengunjung yang datang ke Omah Indische hanya untuk mencari pembuktian mengenai mitos dan kemistisan rumah tersebut. Padahal, rumah tersebut memiliki sejarah yang menjadi salah satu warisan zaman Belanda berbentuk bangunan yang dimiliki Kotagede.
Hal serupa disampaikan oleh Budayawan Kotagede, Achmad Charris Zubair. Ia prihatin dengan julukan ‘Rumah Pocong Sumi’ karena sejatinya rumah tersebut merupakan bangunan bersejarah yang menjadi bukti keragaman budaya di Kotagede.
“Saya ndak terima itu rumah dijadikan seperti itu. Lha wong itu rumah bersejarah punyanya Pak Rasjidi, Menteri Agama pertama, anak Pak Atmosudigdo. Kok dijadiin horror,” kata Zubair pada detikJogja, Jumat (4/8/2023).