harianjabar.com – Saat ini dua pesawat tempur paling canggih yang dimiliki AS adalah F-22 dan F-35, namun harga keduanya sangatlah mahal, yaitu USD 143 juta dan USD 75 juta.
Dengan tekanan yang terus meningkat dari China, yang terus menambah persenjataannya, Pentagon membuka program baru untuk pengadaan drone tempur yang dilengkapi AI.
Di dalamnya termasuk permintaan anggaran USD 6 miliar atau sekitar Rp 91 triliun selama lima tahun ke depan untuk membangun armada XQ-58A Valkyrie, yang masing-masing harganya “hanya” USD 3 juta.
Pesawat ini diposisikan sebagai pesawat steath untuk mendukung dan mengawal F-22 ataupun F-35 selama misi. Namun fungsinya bisa bermacam-macam tentunya, sesuai dengan bawaannya. Selain membawa misil ataupun senjata lain, ia juga bisa membawa perangkat untuk pengintaian.
Pada awal Agustus lalu, Kratos sukses mengoperasikan XQ-58 selama demonstrasi berdurasi tiga jam di Elgin Air Force Base.
“Tim AACO (Autonomous Air Combat Operations) melakukan pendekatan dalam berbagai aspek untuk menguji penerbangan tanpa awak yang menggunakan machine learning dan AI, dan sudah memenuhi tujuan eksperimen operasional dengan mengugnakan kombinasi komputasi, pemodelan, dan simulasi, serta perangkat keras dalam pengujian berturut-turut untuk melatih AI agar bisa menerbangkan XQ-58 secara aman,” kata Dr. Terry Wilson, program manager AACO.
“Ini terasa aneh. Saya terbang di samping sesuatu yang bisa membuat keputusannya sendiri, dan itu bukan otak manusia,” kata Mayor Ross Elder, pilot uji USAF. Namun pihak USAF meyakinkan kalau drone tersebut tetap menurut pada perintah dari manusia.
27 total views