RS Al-Shifa di Gaza : Dari Tempat Pengobatan ke Puing-Puing Kuburan Massal Akibat Serangan Israel
2 min readharianjabar.com – Situasi mencekam menimpa ribuan orang yang terjebak di dalam Rumah Sakit Al-Shifa. Jumlah jenazah korban serangan Israel yang mulai menumpuk dan membusuk di rumah sakit terbesar di Gaza menciptakan kondisi kritis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rumah Sakit Al-Shifa, yang juga mengalami pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar, kini “mirip seperti kuburan.”
Juru Bicara WHO, Christian Lindmeier, menyatakan sekitar 600 orang masih berada di rumah sakit, sementara yang lain mencari perlindungan di lorong-lorong.
Mendekat ke rumah sakit, terlihat banyak jenazah yang tak dapat dirawat, bahkan tak terurus ataupun dipindahkan ke ruang jenazah,” katanya, mengacu pada laporan dari BBC International. “Fungsionalitas rumah sakit terganggu. Seperti sebuah kuburan yang hidup.
Dokter juga mengungkapkan tentang jumlah jenazah yang menumpuk dan membusuk di fasilitas tersebut. Dr. Mohamed Abu Selmia, manajer dari RS Al-Shifa, menyatakan ada sekitar 150 jenazah yang sudah membusuk, “menyebabkan aroma yang tak tertahankan.”
Dia menyebutkan bahwa izin untuk jenazah meninggalkan rumah sakit dan dikebumikan belum diberikan oleh pihak berwenang Israel, dan saat ini, anjing-anjing telah masuk ke halaman rumah sakit dan mulai memakan jenazah.
Kekhawatiran juga timbul mengenai nasib puluhan bayi prematur yang tak dapat lagi tinggal di inkubator karena pemadaman listrik. Dr. Selmia mencatat tujuh dari bayi-bayi itu meninggal karena kekurangan oksigen. Dia menyebut bahwa telah ada upaya negosiasi dengan pihak berwenang Israel untuk mengevakuasi bayi-bayi tersebut, namun sampai saat ini, belum ada kesepakatan yang tercapai.
Untuk informasi tambahan, sekitar rumah sakit telah menjadi saksi pertempuran sengit dalam beberapa hari terakhir dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya ada 2.300 orang masih di dalam rumah sakit, sebanyak 650 pasien, 200 hingga 500 staf dan sekitar 1.500 orang mencari perlindungan.
Selain Al-Shifa, rumah sakit lain di Jalur Gaza telah melaporkan masalah yang meluas, termasuk kurangnya pasokan dan listrik akibat pertempuran dan blokade yang diberlakukan Israel di wilayah tersebut sejak Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober.