Cerita Ayah Korban Erupsi Gunung Marapi: Saya Larang Dia Pergi…
1 min read
harianjabar.com – Suasana duka menyelimuti rumah orangtua Nazatra Adzin Mufadhal (22) di Jalan Kapau Sari, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Kulim, Kota Pekanbaru, Riau, pada Selasa (5/12/2023). Nazatra merupakan salah satu korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat.
Beberapa karangan bunga ucapan duka cita terlihat di gang menuju rumah duka, dan tenda terpasang di halaman rumah duka. Nazatra dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Seroja pada pukul 10.00 WIB. Usai pemakaman, rumah duka masih dipadati pelayat, dengan kerabat dan teman-teman korban yang silih berganti datang ke rumah duka.
Nazatra merupakan anak dari pasangan Nazlil Huda (56) dan Yuliza Elita (52) serta anak kedua dari dua bersaudara, dengan kakak bernama Noval Akram (27). Dia adalah mahasiswa semester lima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau di Pekanbaru.
Sang ayah, Nazlil, menceritakan bahwa Nazatra pergi mendaki ke Gunung Marapi pada Jumat (1/12/2023), sekitar pukul 16.00 WIB, bersama enam orang temannya. Meski Nazlil melarang karena merasakan firasat kurang enak, Nazatra tetap berkeinginan untuk pergi.
“Saya larang dia pergi. Saya bilang lain kali saja. Perasaan saya saat itu memang agak kurang enak. Tapi, dia tetap mau pergi mendaki,” ujar Nazlil. Setelah sampai di Bukittinggi pada Sabtu (2/12/2023), Nazatra memberi tahu bahwa sudah sampai dan berencana mendaki Gunung Marapi.
Namun, pada Minggu (3/12/2023), sekitar pukul 14.53 WIB, terdengar kabar erupsi Gunung Marapi. Setelah mendapat informasi, Nazlil mencoba menelpon Nazatra, namun sayangnya tidak bisa dihubungi.
