cerita horor,kisah nyata
4 min readharianjabar.com – Teror Mistis Selama KKN, Kesurupan Tiap Malam.
Sudah satu bulan lebih saya tidak bertemu dengan kawan saya, Andik namanya (bukan nama sebenarnya). Kami sama-sama aktif di sebuah organisasi primordial.
sebelumnya Andik sudah pamit kepada saya, bahwa ia akan melakukan pengabdian masyarakat atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah daerah selama satu bulan.
Organisasi primordial tempat saya berorganisasi mengadakan kegiatan perayaan Maulid Nabi di sekretariat pada malam hari. Banyak teman-teman saya yang juga datang, salah satunya Andik.
Setelah kegiatan selesai, acara selanjutnya tentu saja makan-makan dan ngobrol ke sana ke mari. Andik yang duduk jauh dari saya, lalu mendekat dan duduk di depan saya.
“Saya mendapatkan pengalaman horor selama KKN. Bisa banget nih ditulis! Lebih seram dari KKN Desa Penari, masih ada yang ngikut,” ujarnya kepada saya.
Saya hanya tersenyum kecut saja, sebab menulis hal-hal semacam itu membutuhkan energi yang besar. Maka dari itu saya masih menimbang-nimbang jika akan menulis kisah horor.
Mendadak kepala saya terasa pusing, tengkuk terasa berat, mata terasa perih, ingin sekali muntah rasanya. Daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, saya pun pamit pulang ke kosan.
“Nanti saya kabari kamu lagi ya untuk mendapatkan cerita detailnya,” ujar saya kepada Andik.
Keesokan harinya saya beraktivitas seperti biasa, berangkat ke kantor, dan telah melupakan kejadian tadi malam. Malamnya saya memutuskan untuk menginap di kantor, sebab sudah terlalu larut malam dan tidak ada lagi kendaraan umum ke kosan tempat saya tinggal. Selain itu juga besoknya weekend. Malam itu yang tidur di kantor bukan hanya saya saja, tetapi juga ada dua kawan saya.
Hingga jam menunjukkan pukul 3 dini hari, mata saya tak kunjung terlelap. Padahal badan sudah sangat lelah. Jam 3.30 akhirnya saya bisa tidur. Baru beberapa menit terlelap, saya langsung masuk ke dalam alam mimpi. Dalam mimpi tersebut saya tidur di kosan, tangan saya dicengkeram oleh sosok tinggi-besar berwarna hijau.
Makhluk tersebut seperti hendak membawa saya. Terus saya berusaha untuk melawan, dengan pukulan disertai teriakan Allahu Akbar, akhirnya saya bisa lepas dari cengkeraman makhluk tersebut.
Ketika saya melihat jam di handphone, ternyata baru menunjukkan jam 3.45. Keesokan harinya saya nge-chat Andik, supaya nanti malam ia datang ke kosan.
Teror dalam Mimpi
Saya meminta Andik untuk datang ke kosan saya jam 9 malam. Namun, hingga jam menunjukkan pukul 10, ia tak kunjung datang. Ia baru datang jam 10.30. Katanya karena ada teman yang datang.
Lalu saya menanyakan apakah ia pernah mengalami ketindihan atau rep-repan selama KKN? Ia mengatakan pernah, di mana nyawanya hendak ditarik ke sebuah tempat.
Kemudian saya berpikir, apakah mimpi yang saya alami semalam ada korelasinya dengan kejadian yang dialami oleh Andik? Entahlah.
Ia menceritakan setelah pulang dari KKN, sering ada suara perempuan tanpa wujud yang memanggil namanya, sebuah suara yang juga pernah ia dengar tatkala KKN.
Bukan hanya nama, tetapi juga ajakan “sini mampir”. Hal tersebut membuat dirinya bertanya-tanya, apakah ia halusinasi atau jangan-jangan hantu dari tempat ia KKN mengikuti dirinya.
Lebih lanjut ia menceritakan kejadian yang dialami ketika baru saja sampai rumah selepas KKN. Sesampainya di rumah, Andik langsung tertidur. Ketika bangun tidur badannya merasa tidak enak.
Feeling-nya mengatakan ada sebuah hal yang terjadi pada salah satu teman KKN-nya yang bernama Siti. Bergegas ia segera menelepon Siti. Bisa dikatakan Andik ini cinlok dengan Siti.
Siti menceritakan bahwa di rumah kondisinya drop. Ditambah lagi dengan mimpi yang ia alami, membuat ia terus kepikiran dengan mimpi tersebut, bingung mau cerita ke siapa.
Lalu, Siti pun menceritakan perihal mimpi yang ia alami di rumah. Dalam mimpinya, ia bersama dengan ibunya dikejar oleh cewek. Dalam mimpi tersebut Siti muntah paku dan rambut. Kemudian—masih dalam mimpi itu—jalan yang ia lewati banjir.
Setelah menceritakan mimpi tersebut kepada dirinya, Andik mengatakan kondisi Siti sudah membaik. Ia tidak merasa ketakutan lagi. Siti juga menceritakan kepada Andik perihal perkataan dari kerabatnya yang memiliki kemampuan spesial, bahwa jika tidak ada Andik sebuah hal yang parah bisa saja menimpa kelompok KKN.
KKN yang dilakukan oleh Andik tidak hanya berasal dari satu kampus, tetapi beragam kampus. Awalnya tidak ada hal-hal aneh yang terjadi. Seperti halnya KKN pada umumnya, perkenalan teman satu kelompok, berangkat ke lokasi KKN, mendapatkan sambutan dari kepala desa.
Salah satu program yang dilakukan oleh Andik adalah dakwah. Langkah pertama sebagai ketua kelompok adalah menemui tokoh setempat yang mengampu pengajian. Ditemuilah tokoh tersebut di rumahnya guna menyampaikan konsep kajian. Namun, tokoh secara tidak langsung menolak kajian tersebut.
“Kalaupun kami tidak boleh mengisi pengajian, izinkan kami untuk ikut,” demikianlah ujar Andik.
Keesokan harinya tokoh tersebut, mengutus salah satu muridnya untuk menemui Andik. Murid tersebut menyampaikan bahwa selama ada mahasiswa KKN, pengajian akan diliburkan. Hal tersebut tentu saja membuat Andik terheran-heran.
dilanjut besok ya saat jam 19:00 – 20:00