RI Temukan Harta Karun Langka Masa Depan Dunia, Ini Lokasinya
2 min readharianjabar.com –
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan terdapat potensi ‘harta karun’ berupa lithium di Indonesia yang teridentifikasi di wilayah Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah.
Lithium menjadi salah satu komoditas mineral kritis masa depan, sebagai bahan baku pembuat baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mencari potensi lithium di Indonesia salah satunya yang berada di Bledug Kuwu tersebut.
“Kita semacam di Bledug Kuwu ada (lithium). Atau brine di geothermal kita cari-cari. kita-kita yang punya potensi menghasilkan lithium,” ujar Wafid saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (15/1/2024).
Baca:Irak Ingin Usir Tentara AS Gegara Rusuh, Pentagon Buka Suara
Dia mengatakan potensi lithium di Bledug Kuwu berupa brine water atau lumpur air yang mana lumpur tersebut dikeringkan dan akan menghasilkan kadar lithium. “(Potensi) lumayan ya. Kalau Bledug Kuwu bisa 1.000 PPM,” ungkapnya.
Dengan begitu, Wafid menyebutkan pihaknya akan mendata potensi lithium yang ada di Indonesia untuk bisa dihitung nilai keekonomiannya. “Itu di data di sini ada. Tapi kan ekonomis nggak untuk dikembangkan,” tandasnya.
Sebelumnya, Menko Marves Luhut menyatakan pemerintah menemukan cadangan lithium dalam jumlah besar di Indonesia. Temuan cadangan elemen langka ini diharapkan akan membantu Indonesia menjadi raja baterai dunia.
“Saya baru dapat laporan kemarin ditemukan sumber litium yang besar sekali di Indonesia. Tapi bingung juga kita punya semua ini, pemerintah berikutnya punya PR banyak banget,” ungkap Luhut dalam Program Kerja Kemenko Marves Tahun 2023 beserta Capaian dan Hasil Evaluasinya, dikutip Minggu (24/12/2023).
Luhut belum mau membeberkan lokasi cadangan lithium di Indonesia ini. Namun, dia mengatakan temuan tersebut bisa memecahkan masalah dalam produksi baterai di dalam negeri. Indonesia ingin menjadi produsen utama baterai dunia dengan mengandalkan cadangan nikel. Akan tetapi, Indonesia tak punya lithium yang menjadi bahan campuran antara nikel dan lainnya. “Kita mau cari dari Australia, sekarang kita punya lithium dan sumbernya besar sekali,” terang Luhut.