Tentara Israel Kembali Tarik Brigade Cadangan dari Gaza,Persiapan Gempur Besar-besaran Hizbullah?
4 min readHarianjabar.com- Tentara Israel dilaporkan kembali menarik pasukan cadangan mereka dari zona pertempuran di wilayah Gaza, Rabu (31/1/2024).
Kali ini, pasukan yang ditarik dari Jalur Gaza adalah Brigade Cadangan ke-5.
Menurut media Israel, Kan, Brigade cadangan ke-5 ini telah bertempur di Jalur Gaza utara dan diklaim telah merebut wilayah pesisir wilayah tersebut dari Palestina.
Menurut media tersebut, satu brigade cadangan Israel masih ditempatkan di wilayah Palestina.
Masih belum jelas berapa banyak pasukan Israel yang masih dikerahkan di Jalur Gaza yang mereka duduki.
Ketika konflik Gaza meletus pada tanggal 7 Oktober 2023, tentara Israel mengerahkan sekitar 360.000 tentara untuk mengambil bagian dalam serangan militer di daerah kantong tepi laut tersebut.
Pasukan Israel terus mengerahkan tentara, tank, pesawat militer, dan kendaraan lapis baja di dekat perbatasan Gaza di Nahal Oz, Israel pada 12 Desember 2023. Belakangan, per akhir Januari 2024, Israel menarik sejumlah pasukan cadangan mereka dari Gaza. Disebut-sebut penarikan pasukan dari Gaza terkait persiapan Israel menggempur Lebanon untuk melawan Hizbullah.
Eskalasi di Perbatasan Lebanon
Dalam laporan perkembangan situasi perang Gaza, tentara Israel dilaporkan memang telah menarik beberapa brigade militer dari Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Sebelum penarikan Brigade cadangan ke-5 tersebut, IDF juga menarik Brigade 4 atau yang disebut Bridgade Karyati dan juga Brigade 55 yang dikenal sebagai ‘Ras al-Rumh’ ke luar Gaza.
Radio Angkatan Darat Israel mengatakan Brigade Karyati dan Brigade 55 telah meninggalkan Gaza pada Minggu malam kemarin, dikutip dari Global Security.
Disebutkan, Brigade Cadangan Kiryati beranggotakan ribuan tentara dan bertempur di wilayah utara dan timur Khan Yunis.
Royal News melaporkan, Israel mengklaim menarik kedua Brigade tersebut karena merupakan bagian dari pengurangan pasukan cadangan di Gaza.
Sebelumnya, IDF juga sudah menarik mundur pasukannya yaitu Batalyon Teknik Tempur ke-7107 dari Gaza pada Sabtu (27/1/2024).
Klaim penarikan pasukan karena sudah mengendalikan wilayah tempur diragukan lantaran milisi-milisi pembebasan Palestina, baik Brigade Al Qassam -sayap militer Hamas, dan Brigade Al Quds -sayap militer gerakan PIJ- masih memberikan bukti nyata sengitnya pertempuran dan jatuhnya korban jiwa di pihak IDF.
Sejumlah analis mengaitkan penarikan mundur pasukan Israel ini dengan meningkatnya eskalasi di wilayah perbatasan utara dengan Lebanon di mana Hizbullah makin gencar melakukan serangan.
Perang Skala Penuh dengan Hizbullah
Sejauh ini, IDF dilaporkan masih berpedoman pada kebijakan serangan skala terbatas terhadap Hizbullah.
Hal itu untuk menghindari terjadinya fornt kedua di tengah Perang Gaza yang masih berkobar.
Namun belakangan, tekanan dari pemukim Israel di utara serta dampak kerusakan infrastruktur dan ekonomi yang diderita akibat serangan Hizbullah disebut-sebut membuat pemerintah Israel pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengubah startegi dari defensif ke ofensif.
IDF kini menunjukkan tanda-tanda segera menyerang Lebanon dalam target baru melemahkan milisi perlawan HIzbullah.
Disebut-sebut, IDF ingin HIzbullah mundur sejauh mungkin dari perbatasan, utamanya dari Sungai Litani.
Sejauh Perang Gaza, Hizbullah kian intensif menyerang wilayah dan entitas pendudukan Israel dari seberang perbatasan.
Israel membalas, juga dengan intensitas tinggi namun secara parsial ke sejumlah wilayah Lebanon.
Pun, aksi Hizbullah tetap menunjukkan banyaknya kerusakan yang diterima Israel yang lagi menghadapi Perang Gaza melawan milisi perlawanan Palestina di Gaza, Hamas dan gerakan lainnya.
Belakangan, pukulan Hizbullah ini tampaknya membuat pemerintah Israel disebut-sebut memutuskan melancarkan perang skala penuh ke Lebanon.
Pejuang Hizbullah Lebanon berparade selama tur pers di desa Aaramta, Lebanon selatan, pada 21 Mei 2023, menjelang peringatan penarikan mundur Israel dari Lebanon.
Sudah Gelar Latihan Perang
Tanda segera hadirnya front kedua dari perang yang melibatkan Israel secara langsung, satu di antaranya ditunjukkan dengan latihan perang yang IDF gelar di perbatasan utara.
Dilansir Sputnik, IDF menyatakan telah melakukan latihan untuk meningkatkan kesiapan di perbatasan utara.
“Pada minggu lalu, Komando Utara melakukan pelatihan intensif untuk meningkatkan kesiapan tempur di perbatasan utara. Sebagai bagian dari program pelatihan baru-baru ini untuk batalyon cadangan di front utara, tentara dari Brigade Pasukan Terjun Payung Utara (226) dan pasukan Teknik Tempur melakukan pelatihan intensif. Latihan ini mempersiapkan pasukan untuk bertempur di daerah perkotaan yang padat penduduknya, kondisi cuaca musim dingin, dan di daerah utara,” kata IDF melalui Telegram.
IDF mengatakan pelatihan tersebut menggabungkan pasukan tank, teknik tempur, infanteri dan artileri.
Tank Merkava Israel meluncur di jalan di pinggiran kota utara Kiryat Shmona dekat perbatasan dengan Lebanon pada 8 Oktober 2023. Hizbullah Lebanon dan Israel mengatakan mereka saling baku tembak lintas batas pada 8 Oktober, saat Israel melawan pejuang Hamas, di sisi selatannya sehari setelah pejuang Palestina menyerbu perbatasan Gaza.
Tumpuk Logistik di Perbatasan
Persiapan ini mengonfirmasi Channel 24 News Israel yang mengabarkan IDF melakukan transportasi besar-besaran logistik perang ke perbatasan.
“Jika upaya diplomatik gagal, Israel akan menyerang Lebanon selatan dan memaksa Hizbullah keluar dari Sungai Litani,” tulis laporan itu.
Hizbullah menolak gencatan senjata lebih dari sebulan yang lalu dan secara teratur menargetkan fasilitas militer di Israel utara.