Encas Tonif, Legenda yang Namanya Ada di Lagu Pas Band
2 min readBandung – “Aing pendukung Persib… Kubela sampai mati… Dari zaman Encas Tonif… Sampai zaman akhir nanti….”
Mungkin bagi sebagian orang, penggalan lirik dari lagu ‘Aing Pendukung Persib’ milik Pas Band itu hanya terlintas sesaat kala membuka aplikasi digital pemutar musik di telepon genggam. Namun bagi bobotoh, lagu ini seolah menjadi lagu wajib untuk dibawakan kala menemani Maung Bandung bertanding.
Menariknya, ada nama seorang legenda yang diabadikan Pas Band dalam penggalan awal lirik lagu andalannya ini. Dia adalah Encas Tonif, sang bek sayap agresif Persib Bandung yang namanya melambung pada era Perserikatan.
Melansir laman Persib Bandung, Encas Tonif wafat pada 17 April 2023. Encas berpulang pada usia 71 tahun dan telah mengabdikan hidupnya bagi kemajuan Persib Bandung.
Semasa hidupnya, pria kelahiran tahun 1951 itu merupakan bek tangguh andalan Maung Bandung serta Timnas Indonesia. Selain bertahan, Encas juga piawai menyisir lebar lapangan. Melalui penetrasinya, ia kerap memberikan ancaman ke mulut gawang lawan.
Dalam laman Persib, Encas Tonif disebut merupakan pemain Pangeran Biru sejak era 1970-an. Salah satu penampilannya yang paling dikenang yaitu kala Maung Bandung menjamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Siliwangi pada 23 Oktober 1983.
Saat itu, Persib yang berlaga di Divisi Utama, mengandaskan perlawanan Persiraja di laga perdana putaran kedua era Perserikatan. Maung Bandung menggasak lawannya dengan skor telak 4-0 saat tampil di hadapan ribuan bobotoh.
Pertandingan ini pun jadi berkesan karena Encas Tonif turut menyumbang sebiji gol ke gawang Persiraja di menit ke-66. Gol ini sekaligus menjadi gol pertama Encas kala membela Persib di Divisi Utama Perserikatan.
Di lapangan, mendiang Encas saat itu bertandem dengan legenda lain seperti Robby Darwis, Giantoro hingga Adjat Sudradjat. Tapi sayangnya, pada era tersebut, langkah Persib tertahan di peringkat 3 klasemen Wilayah Barat setelah dikandaskan musuh bebuyutannya, PSMS Medan, dalam drama babak penalti.
Akibat kekalahan itu, Encas memutuskan gantung sepatu. Tapi, kariernya di sepakbola tetap ia lanjutkan dengan bertransformasi menjadi pelatih Persib di level kelompok umur.
Salah satu prestasinya yang paling dikenang adalah ketika ia membawa Maung Ngora menjuarai Piala Soeratin untuk pertama kalinya pada 2003. Salah seorang pemain andalannya ketika itu adalah Atep, yang di kemudian hari menjadi kapten Persib saat mengangkat Piala Liga Super Indonesia 2014.
Kemudian, di tim senior, Encas sempat menjadi asisten pelatih Indra M Tohir di Liga Indonesia 2005 dan Risnandar Soendoro pada 2006. Kepergian Encas pada 2023 pun mendatangkan duka mendalam bagi keluarga besar Persib Bandung yang kehilangan sosoknya.
Meski raganya telah hilang, nama Encas Tonif kini telah diabadikan. Askot PSSI Kota Bandung memberikan penghormatan dengan memberikan nama para Turnamen Sepakbola U-17 dengan label Piala Encas Tonif sejak 2023.
Selamat jalan, legenda!