Harianjabar.com

Media online jawa barat | media jawa barat | informasi jawa barat | berita jawa barat | berita bandung | gubernur jawa barat | walikota bandung | walikota bogor | info kuliner jawa barat | Media Jabar | Jabar Online news | Jabar news | Berita online jawa barat | Media online jabar | Info jabar | Harian Jabar.

Siaga! BMKG Ingatkan Pemerintah, Cuaca Panas Tahun 2024 Lebih Gila

3 min read

harianjabar.com –Gangguan cuaca kemungkinan masih akan menjadi tantangan bagi produksi pertanian, terutama pangan di Indonesia. Tak hanya itu, periode panen raya padi dikhawatirkan tak terjadi tahun ini karena mundurnya musim tanam dan musim panen. 

Hal itu disampaikan Deputi I Bidang Ketersediaan & Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas)  I Gusti Ketut Astawa dalam Profit CNBC Indonesia, Senin (22/1/2024). Dia mengatakan, fenomena iklim, El Nino menyebabkan produksi gabah (padi) nasional menurun dan dikonfirmasi oleh data BPS. 

Di mana, katanya, hasil Kerangka Survey Area (KSA) BPS menunjukkan, produksi gabah nasional pada bulan Januari 2024 hanya sekitar 900.000-an ton setara beras dan bulan Februari hanya sekitar 1,3 juta ton setara beras. Artinya, akan ada defisit sekitar 1,61 juta ton dan 1,22 juta ton karena kebutuhan beras nasional berkisar 2,5 juta ton per bulan.

“Pemerintah lewat Bapanas mengacu pada 1 data BPS. Sehingga dengan data yang ada, memang mau tidak mau penyebabnya adalah dampak iklim yang bergelora, terutama El Nino,” katanya.

“Dan kalau kita bicara informasi BMKG sendiri, tahun 2024 pun kita harus antisipasi karena panasnya juga akan lebih gila lagi. Itu berdasarkan data BMKG yang kami baru baca,” tambah Ketut. 

Karena itu lah, lanjut dia, pemerintah harus menjamin ketersediaan  stok, dengan berbagai upaya antisipasi. Apalagi, lanjut dia, untuk mengimpor beras tak mudah karena butuh waktu dalam setiap prosesnya. 

“Impor beras nggak bisa tiba-tiba, nggak gampang. Hari ini keluarkan PI (persetujuan impor), sebulan belum tentu dapat. Di sisi lain, pemerintah juga harus menjamin kewajaran harga di petani. Tapi kalau Rp8.000 (harga gabah petani) terlalu mahal karena kembali lagi bapak-bapak kalau membeli beras pasti akan harga mahal,” ujarnya. 

Ketut menjelaskan, El Nino sangat memengaruhi stok beras di dalam negeri. Sementara, lanjut dia, dibutuhkan ketersediaan untuk berbagai program pemerintah dalam mengintervensi pasar. Yaitu, melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang serupa operasi pasar serta bantuan beras 10 kg yang diberikan gratis kepada sekitar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). 

“Saat ini, posisi stok pemerintah di Perum Bulog ada sekitar 1,3 juta to. Ini perlu di-top up. Nah, salah satu langkah pemerintah menguatkan stok dengan impor. Namun, impor dilakukan sangat terukur. Terbukti, harga di petani tahun 2023 bagus. Harga GKP (gabah kering panen) itu berkisar Rp6.000-7.000, bahkan di beberapa daerah ada yang sampai Rp8.000 per kg,” katanya.

“Tapi pemerintah juga harus menjaga agar data beli sekitar 270 juta konsumen di Indonesia tidak terganggu,” cetus Ketut.

Tak Ada Panen Raya 

Dalam kesempatan yang sama,  Ketua Umum DPP Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan musim panen saat ini tak serentak dan sporadis. Namun, Henry tak ingin pemerintah menjadikan El Nino sebagai alasan yang pemerintah untuk mengimpor beras.

“Panen raya sekarang nggak merata, nggak serentak seperti dulu. Misalnya, di Deli Serdang (Sumatra Utara), yang seharusnya sudah panen besar tapi nggak,” katanya.

Hal itu juga dibenarkan Ketut. Dia mengatakan, musim tanam mengalami kemunduran akibat El Nino, yang kemudian menyebabkan mundurnya musim panen. 

“Secara prinsip saya sepakat dengan pak Henry. Di beberapa tempat yang sekarang harusnya panen raya, nggak panen raya. Saya dari Temanggung, di sana belum tanam. Jangan-jangan nggak lagi ada yang namanya panen raya, sehingga harga dan produksi  nggak bayak. Ini berarti produksi kita masih akan relatif terganggu,” pungkas Ketut. 

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *