Harianjabar.com

Media online jawa barat | media jawa barat | informasi jawa barat | berita jawa barat | berita bandung | gubernur jawa barat | walikota bandung | walikota bogor | info kuliner jawa barat | Media Jabar | Jabar Online news | Jabar news | Berita online jawa barat | Media online jabar | Info jabar | Harian Jabar.

Jadi Pemilik Mayoritas, Pemerintah Bakal Kawal Program Hilirisasi Vale

2 min read

harianjabar.com –Pemerintah akan terus memantau aktivitas hilirisasi nikel yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Hal ini menyusul dengan adanya penambahan saham 14% oleh MIND ID di perusahaan tambang nikel tersebut.

Staf Khusus Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi/BKPM Pradana Indraputra menyampaikan bagi pemerintah hal yang paling utama saat ini adalah kelanjutan pengembangan industri di INCO itu sendiri.

“Hilirisasinya seperti apa, dalam 20 tahun ke depan seperti apa itu yang kita lihat dan penerimaan negaranya berapa. Nah itu yang kita kunci dulu,” kata Pradana dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Senin (4/3/2024).

Pradana menyadari dalam membuat sebuah perencanaan hingga 20 tahun ke depan bukanlah sesuatu hal yang gampang, butuh perencanaan matang. Terlebih INCO sendiri juga tengah mengembangkan tiga proyek smelter nikel baru di Indonesia.

Rinciannya yakni smelter nickel matte di Sorowako, Sulawesi Selatan, lalu smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah.

“Bayangkan selama 55 tahun Vale Indonesia realisasi investasi kurang lebih US$ 4,5 miliar, rencana yang akan kita buat nanti selama 20 tahun itu US$ 11 miliar, jadi bisa dibandingkan dengan satu durasi dan bahkan nggak nyampe yang cuma setengahnya tapi nilai realisasi investasi dua kali lipat,” ujar Pradana.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan divestasi saham INCO menjadi pertanda penting bagi program hilirisasi nikel Indonesia ke depannya. Terutama untuk menyuplai kebutuhan produk turunan nikel kepada pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Luhut membeberkan pihaknya baru saja kembali dari AS untuk mendiskusikan mengenai kebijakan pengurangan inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) dengan pemerintahan AS. Mengingat, melalui kebijakan ini, pabrik atau kendaraan listrik yang mendapatkan pasokan nikel dari RI dikecualikan dari insentif hijau pemerintah AS.

“Kita berharap itu bisa kita tuntaskan dalam beberapa waktu ke depan tentu agak terhambat karena pemilu presiden di sana,” ujar Luhut pada acara penandatanganan Divestasi Vale Indonesia di Jakarta, dikutip Selasa (27/2/2024).

Selain itu, Luhut juga mendorong agar program hilirisasi yang dilakukan PT Vale dapat digenjot kembali. Pasalnya, program hilirisasi yang dilakukan perusahaan masih tertinggal dengan perusahaan lain.

Meski demikian, ia mengakui Vale sebagai salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia memiliki pengelolaan ESG yang baik.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *