Harianjabar.com

Media online jawa barat | media jawa barat | informasi jawa barat | berita jawa barat | berita bandung | gubernur jawa barat | walikota bandung | walikota bogor | info kuliner jawa barat | Media Jabar | Jabar Online news | Jabar news | Berita online jawa barat | Media online jabar | Info jabar | Harian Jabar.

Benarkah Tidur Seharian Saat Ramadhan Dihitung Ibadah?

3 min read

harianjabar.com – Terlarangnya untuk makan dan minum bagi muslim yang menjalankan saum Ramadhan, terkadang membuat tubuh menjadi lemas. Tak jarang, ada yang memutuskan untuk lebih banyak tidur seharian.

Namun, bolehkah tidur seharian saat puasa Ramadan? Berikut penjelasannya.

Hadits yang Mahsyur tapi Dhaif
Ada beberapa hadits yang mengatakan jika tidur saat puasa maka dianggap sebagai suatu ibadah. Salah satu hadits yang paling sering disebutkan adalah dari Abdullah bin Amr dan Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidurnya orang puasa adalah ibadah.”

Adapun hadits lainnya yang berbunyi,

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

Artinya: “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya.”

Dijelaskan dalam buku 89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan yang disusun oleh Abdurrahman Al-Mukaffi, hadits tersebut diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Para ahli hadits menganggap hadits tersebut dhaif (lemah). Al-Albani mendhaifkan hadits ini dalam As-Silsilah Adh-Dha’ifah, hadits nomor 4696.

Tidur saat puasa bernilai ibadah juga disebutkan dalam hadits lain. Diriwayatkan,

الصائم في عبادة و إن كان راقدا على فراشه

Artinya: “Orang yang berpuasa itu senantiasa dalam ibadah meskipun sedang tidur di atas ranjangnya.”

Hadits tersebut diriwayatkan Tammam, juz 18, halaman 172. Al-Albani juga mendhaifkan hadits ini dalam As-Silsilah Adh-Dha’ifah hadits nomor 653.

Menurut Imam Suyuthi, di dalam buku Hadits-hadits Dhaif Sekitar Ramadhan karya Teuku Khairul Fazli, hadits palsu (maudhu’), semi palsu (mautruk), atau mungkar tidak dapat dijadikan hujjah untuk beramal meskipun memiliki tujuan baik mendorong seseorang melakukan kebajikan (Fadhail al-a’mal).

Hukum Tidur Seharian ketika Puasa Ramadan
Dijelaskan di dalam buku Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah karya Ruhyat Ahmad, menurut mazhab Syafi’i dan merupakan pendapat shahih, tidur seharian saat puasa tidak membuat puasa jadi tidak sah atau rusak. Dalam pandangan ini, tidur masih termasuk ahliyatul ‘ibadah (orang yang dikenai kewajiban ibadah).

Adapun beberapa ulama berpendapat tidur seharian dapat dihukumi sama dengan orang yang sedang pingsan sehingga membuat puasa jadi tidak sah. Muhammad Al Hishni menjelaskan jika hilang kesadaran dalam keseluruhan hari (dari terbit fajar Subuh hingga tenggelam matahari), maka tidak sah puasanya. Namun, jika masih sadar di sebagian waktu siang, puasanya sah.

Dijelaskan lebih lanjut, tidur sebenarnya dihukumi mubah (boleh) dan bukan ritual ibadah. Bahkan, tidur bisa bernilai ibadah jika diniatkan sebagai sarana penunjang ibadah. Misalnya, seseorang tidur karena khawatir untuk berbuka sebelum waktunya atau tidur untuk mengistirahatkan tubuh agar kuat dalam beribadah.

Dikutip dari Buku Ajar Agama Islam karya Mahila Amin dan Gunardi Pome, Syekh Muhammad bin ‘Umar an-Nawawi al-Bantani dalam Tanqih al-Qul al-Hatsits berpendapat hadits tidurnya orang berpuasa adalah ibadah ini berlaku bagi orang yang berpuasa yang tidak merusak puasanya, contohnya dengan perbuatan ghibah. Syekh Nawawi menyatakan meskipun tidur merupakan inti kelupaan, namun akan menjadi ibadah karena dapat membantu melaksanakan ibadah.

Meski demikian, tidak setiap tidur orang berpuasa itu bernilai ibadah. Misalnya, tidur karena malas dan tidur karena kekenyangan setelah sahur, hal tersebut malah termasuk sebagai perbuatan tercela.

Dalam hal ini muslim diperbolehkan tidur saat berpuasa dan hukumnya sah. Apalagi juga dapat bernilai ibadah. Namun, bukan berarti hal tersebut menjadi sebuah alasan bagi muslim dapat tidur seharian karena ingin bermalas-malasan atau tidak beraktivitas seharian.

Menurut penjelasan dalam buku Puasa Wajib dan Sunah yang Paling Dianjurkan karya Zainul Arifin, masih banyak perkara yang lebih baik daripada sekadar tidur seharian ketika berpuasa. Misalnya dengan memperbanyak mengingat Allah SWT dengan cara melakukan berdzikir atau tadarus Al-Qur’an. Puasa adalah momen paling tepat untuk kian mendekatkan diri kepada Allah SWT Apalagi pada bulan Ramadhan, di mana setiap pahala dilipatgandakan seribu kali lipat.

Wallahu a’lam.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *