
Jakarta – Tren mengedit foto menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) untuk terlihat sedang berpose bersama idola atau selebriti tengah meningkat di media sosial. Meski terlihat menyenangkan, para pakar mengingatkan ada sejumlah risiko dan bahaya yang perlu diwaspadai.

Ancaman Privasi dan Identitas
Salah satu risiko utama adalah penyalahgunaan data pribadi. AI yang digunakan untuk mengedit foto sering memerlukan akses ke foto asli pengguna. Jika data tersebut jatuh ke pihak yang tidak bertanggung jawab, privasi bisa terganggu dan identitas digital pengguna berpotensi disalahgunakan.
Potensi Penyebaran Hoaks
Foto hasil edit AI dapat menimbulkan misinformasi atau hoaks. Misalnya, foto palsu yang seolah menampilkan seseorang melakukan suatu tindakan tertentu bisa digunakan untuk menjatuhkan reputasi, terutama ketika diedarkan tanpa konteks di media sosial.
“Sekalipun dibuat untuk hiburan, masyarakat harus sadar bahwa gambar AI bisa dimanipulasi lebih jauh dan menimbulkan konsekuensi hukum,” kata Andi Prasetyo, pakar keamanan siber.
Efek Psikologis
Selain risiko eksternal, ada efek psikologis bagi pengguna. Ketergantungan pada edit foto AI bisa membuat seseorang merasa cemas, minder, atau terlalu membandingkan diri dengan sosok idola yang ‘tidak nyata’. Hal ini terutama rentan terjadi pada remaja dan anak muda.
Hukum dan Etika
Hukum terkait penyalahgunaan foto hasil AI masih berkembang di Indonesia. Meski belum spesifik, UU ITE dan undang-undang hak cipta bisa dijadikan dasar untuk menindak penggunaan foto palsu yang merugikan pihak lain. Etika digital juga menjadi pedoman penting bagi pengguna.
Tips Aman Menggunakan AI
Para pakar menyarankan agar pengguna:
- Tidak membagikan foto yang diedit AI tanpa memberi konteks jelas.
- Menggunakan aplikasi AI terpercaya yang menjamin privasi data.
- Tidak menipu atau mengaku sebagai orang lain menggunakan foto AI.
- Tetap menyadari batas antara hiburan dan realitas.