
Bandung, Harianjabar.com — Isu soal penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) tengah ramai dibahas publik. Banyak yang mempertanyakan dampaknya terhadap performa mesin kendaraan dan efisiensi energi nasional.
Menanggapi hal itu, pakar energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Ir. Ahmad Santoso, menjelaskan bahwa pencampuran etanol dengan BBM merupakan praktik umum yang sudah diterapkan di banyak negara. “Etanol adalah bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mendukung transisi menuju energi bersih,” ujarnya, Sabtu (11/10).

Ahmad menegaskan, campuran etanol seperti E5 atau E10 (5–10 persen etanol) aman digunakan selama sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Ia juga mengingatkan pentingnya pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan kadar etanol di lapangan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, program pencampuran etanol adalah bagian dari kebijakan energi nasional untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pertamina pun memastikan bahwa semua BBM beretanol telah melalui uji kualitas dan sertifikasi dari lembaga berwenang.
Ahmad berharap masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap menggunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan. “Yang penting adalah pengawasan mutu dan edukasi publik agar program ini berjalan baik,” tegasnya.