
Bandung, HarianJabar.com – Sarana Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mendistribusikan Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk pelajar, ibu hamil, dan ibu menyusui di Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini tengah berupaya keras mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Sertifikat ini menjadi persyaratan mutlak untuk memastikan keamanan dan kualitas pangan yang didistribusikan.
Upaya ini muncul menyusul insiden keracunan massal yang menimpa hampir 2 ribuan pelajar di Bandung Barat beberapa waktu lalu, yang diduga kuat terkait dengan ketidaksesuaian standar higiene dan sanitasi dalam pengelolaan makanan.
Pentingnya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi merupakan dokumen resmi yang menjamin bahwa sarana produksi dan distribusi makanan memenuhi standar kesehatan dan kebersihan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikat ini wajib dimiliki oleh setiap penyelenggara makanan publik, termasuk SPPG, agar dapat beroperasi dengan aman dan legal.
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, belum terpenuhinya SLHS ini menjadi salah satu fokus utama dalam peningkatan mutu layanan MBG yang selama ini diberikan kepada masyarakat rentan.

Langkah dan Proses Perolehan Sertifikat
Untuk mendapatkan SLHS, SPPG harus melalui serangkaian inspeksi dan evaluasi oleh petugas kesehatan, meliputi penilaian kebersihan dapur, alat masak, bahan baku, serta prosedur penyajian makanan. Selain itu, pelatihan tentang hygiene dan sanitasi bagi petugas pengelola makanan juga menjadi bagian penting dari proses ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, dalam pernyataannya, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung percepatan penerbitan sertifikat tersebut agar distribusi MBG dapat terus berjalan dengan aman.
“Kami terus melakukan pembinaan dan pendampingan agar SPPG memenuhi seluruh persyaratan hygiene dan sanitasi. Ini demi kesehatan dan keselamatan masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil,” ujarnya.
Dampak dan Harapan
Kejadian keracunan massal sempat mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap program MBG, namun dengan upaya perbaikan dan sertifikasi yang sedang dijalankan, harapan besar diberikan agar ke depan pelayanan gizi ini bisa lebih optimal dan aman.
Salah seorang ibu hamil penerima MBG, Ibu Rina, menyatakan dukungannya terhadap langkah ini.
“Kami berharap makanan yang diberikan benar-benar sehat dan bersih. Ini sangat penting bagi kami dan janin dalam kandungan,” katanya.