Bekasi, HarianJabar.com – Skala kehancuran di Jalur Gaza kini mencapai titik yang nyaris tak terbayangkan. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa lebih dari 61 juta ton puing menutupi sebagian besar wilayah kantong tersebut.
Jumlah ini setara dengan puluhan ribu gedung pencakar langit yang runtuh, mempertegas gambaran bencana masif yang terus berlangsung. Pernyataan resmi ini dirilis UNRWA pada Kamis (23/10/2025). Laporan menyebutkan sejumlah permukiman di Gaza hancur total akibat kehancuran yang tak kunjung berhenti.
Ironisnya, di tengah tumpukan puing yang menjulang, kehidupan tetap berjalan. Banyak keluarga di Gaza berupaya mencari sumber air bersih dan tempat berlindung yang aman, meski rumah dan infrastruktur mereka telah hancur, diperburuk oleh pembatasan ketat masuknya bantuan kemanusiaan.
UNRWA Gigit Jari di Tengah Blokade
Blokade yang diberlakukan terhadap Gaza menjadi tantangan terberat bagi operasi kemanusiaan. Meski menghadapi kendala akses masif, UNRWA menegaskan komitmennya untuk tetap melanjutkan misi penyelamatan jiwa bagi penduduk terdampak.

Keberadaan 61 juta ton puing tidak hanya menunjukkan kerugian material ekstrem, tetapi juga menciptakan risiko kesehatan dan lingkungan serius. Reruntuhan menghalangi jalan, mengubur jenazah, dan mencemari sumber daya alam. Proses pembersihan puing sebesar ini diperkirakan memakan waktu bertahun-tahun, bahkan jika konflik segera berakhir.
UNRWA menegaskan akan terus berada di garis depan bersama pejuang kemanusiaan lokal, memastikan setiap penduduk Gaza yang rentan memperoleh akses bantuan yang layak.
Kehancuran permukiman total akibat konflik berkepanjangan menunjukkan bahwa krisis di Gaza telah melampaui batas darurat kemanusiaan. Ini merupakan krisis eksistensial, di mana jutaan ton puing menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat untuk bertahan hidup di tengah kehancuran total.
Upaya membuka blokade dan memastikan aliran bantuan memadai kini menjadi prioritas global nomor satu, demi menyelamatkan jutaan jiwa yang terdampak di Jalur Gaza.
