Jakarta, HarianJabar.com – PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas), anak usaha Subholding Gas Pertamina (PGN), menyatakan dukungan penuh terhadap arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, untuk meningkatkan pemanfaatan Compressed Natural Gas (CNG) sebagai energi alternatif domestik. Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menekan ketergantungan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum pada Senin (20/10), menekankan potensi besar CNG sebagai solusi energi dalam negeri. Hal ini terkait keterbatasan pasokan bahan baku LPG (Propana dan Butana) yang memicu tingginya impor.
Direktur Utama PGN Gagas, Santiaji Gunawan, menegaskan komitmen perusahaan yang telah mengembangkan ekosistem CNG selama hampir 13 tahun. Menurutnya, CNG memiliki keunggulan dari sisi efisiensi biaya, kadar karbon lebih rendah, serta kemudahan penyimpanan dan distribusi.
“Kami mendukung penuh langkah Pemerintah dalam mengembangkan beragam produk gas domestik untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Selain CNG, kami juga mengupayakan pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) agar jangkauan penggunaan gas bumi semakin luas,” ujar Santiaji, Jumat (24/10/2025).

Dukungan ini diwujudkan melalui perluasan infrastruktur gas bumi non-pipa. Pada Agustus 2025, PGN Gagas memulai pembangunan LNG Hub di Bandung berkapasitas 0,5 MMSCFD. Dilanjutkan pada September 2025 dengan pembangunan Mother Station (MS) CNG Medan berkapasitas 1 MMSCFD untuk memenuhi kebutuhan industri, komersial, dan UMKM di Sumatera Utara, dengan potensi serapan hingga 4,48 BBTUD.
Manfaat peralihan ke CNG dirasakan langsung oleh sektor industri. PT Dharma Polimetal Tbk (Dharma Group), yang melakukan konversi energi pada Selasa (21/10), melaporkan peningkatan efisiensi. “Sejak menggunakan CNG, kami merasakan efisiensi biaya operasional serta kontinuitas produksi yang lebih baik. CNG menjadi pilihan energi yang stabil dan berkelanjutan,” ungkap Tony Herdian, Business Unit Head Dharma Group, yang membutuhkan gas sekitar 60.000–72.000 m³ per bulan.
Selain sektor industri, CNG dari PGN Gagas juga mendukung program strategis pemerintah, seperti penyediaan energi untuk dapur layanan Makan Bergizi Gratis di Batam, Bogor, dan Boyolali. Di sektor transportasi, PGN Gagas mengoperasikan 11 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di 7 provinsi, melayani rata-rata 2.200 kendaraan per hari, termasuk bus kota (BRT), bajaj, dan taksi.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional, mengurangi impor LPG, serta mendorong penggunaan energi bersih dan berkelanjutan di berbagai sektor.
