
Bulan suci Ramadan 2025 membawa berkah besar bagi para petani timun suri di Kabupaten Lebak, Banten. Timun suri, buah musiman yang selalu dicari untuk menu berbuka puasa, menjadi sumber pendapatan utama bagi petani di daerah ini.
Salah satu daerah penghasil timun suri di Lebak adalah Kampung Citundun, Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung. Wilayah ini dikenal sebagai sentra produksi timun suri yang rutin memasok kebutuhan pasar selama Ramadan.
Rohmat, salah satu petani timun suri, mengungkapkan para petani di kampungnya sudah terbiasa menanam timun suri menjelang Ramadan. Mereka mulai menanam sekitar 2,5 bulan sebelum Ramadan, menggantikan jenis tanaman lain demi memanfaatkan tingginya permintaan buah ini.
“Alhamdulillah, hasil panen meningkat dari biasanya. Setiap dua hari sekali bisa panen 3 sampai 4 kuintal,” kata Rohmat saat ditemui di sawahnya, Minggu (2/3/2025).
Pada tahun ini, harga jual timun suri di pasaran cukup menguntungkan, berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram. Dengan luas lahan 1 hektare, Rohmat bisa memanen secara berkala setiap dua hingga tiga hari sekali pada Ramadan 2025.
Pesanan timun suri tidak hanya datang dari daerah sekitar, tetapi juga dari Tangerang dan Serang. Rohmat mengaku dari hasil panennya, ia bisa meraup omzet hingga Rp 15 juta-Rp 20 juta dalam satu musim panen.
“Pembeli dari Rangkasbitung sudah pasti ada, tetapi yang dari luar daerah juga banyak, seperti Tangerang dan Serang,” ujarnya.
Kabupaten Lebak telah lama menjadi salah satu sentral penghasil timun suri di Provinsi Banten. Setiap Ramadan, daerah ini memasok timun suri ke berbagai wilayah di sekitarnya.
Dengan harga yang stabil dan permintaan yang tinggi, petani timun suri di Lebak dapat meraih keuntungan besar selama bulan suci Ramadan 2025. Fenomena ini menunjukkan bertani komoditas musiman bisa menjadi peluang bisnis menjanjikan jika dikelola dengan baik.