Caracas, HarianJabar.com– Federasi Sepak Bola Venezuela (FVF) resmi memecat pelatih kepala Fernando Batista setelah tim nasional mereka gagal memastikan tiket ke Piala Dunia 2026. Keputusan ini diumumkan FVF pada Kamis (11/9) waktu setempat, hanya beberapa hari usai Venezuela tersingkir dari kualifikasi zona Amerika Selatan (CONMEBOL).

Harapan Tinggi yang Tak Terwujud
Batista, yang ditunjuk pada 2023, awalnya membawa optimisme besar bagi publik Venezuela. Ia diharapkan mampu mengakhiri penantian panjang La Vinotinto, julukan Timnas Venezuela, yang hingga kini belum pernah sekalipun tampil di putaran final Piala Dunia.
Namun perjalanan kualifikasi berjalan berat. Meski sempat mencatat beberapa hasil positif di awal, Venezuela tidak mampu menjaga konsistensi. Kekalahan beruntun di laga penentuan membuat mereka terlempar dari posisi zona lolos otomatis maupun play-off.
Pernyataan Resmi FVF
Dalam pernyataan resminya, FVF menyebut keputusan ini diambil setelah melakukan evaluasi menyeluruh.
“Kami menghargai dedikasi Fernando Batista selama memimpin tim. Namun, hasil kualifikasi tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Karena itu, FVF memutuskan untuk mengakhiri kerja sama,” bunyi keterangan resmi federasi.
Catatan Karier Batista
Fernando Batista, pelatih asal Argentina berusia 53 tahun, sebelumnya pernah menangani tim nasional muda Argentina dan menjadi asisten di tim senior. Ia dikenal memiliki pendekatan taktik menyerang dan memberi ruang bagi pemain muda.
Meski gagal di level kualifikasi, sejumlah pemain muda Venezuela seperti Yerson Chacón dan Telasco Segovia mendapat kesempatan debut internasional di era kepelatihannya.
Mencari Pengganti
Pasca pemecatan ini, FVF dikabarkan segera mencari pelatih baru untuk memimpin proyek jangka panjang. Nama-nama seperti Rafael Dudamel, mantan pelatih timnas Venezuela, serta beberapa pelatih asing disebut masuk dalam radar.
Pengamat sepak bola Venezuela, Carlos Dominguez, menilai keputusan FVF merupakan langkah realistis.
“Sepak bola Venezuela butuh pelatih yang tidak hanya membangun tim, tetapi juga membawa hasil instan. Kegagalan ke Piala Dunia adalah pukulan besar, tapi ini juga kesempatan untuk memulai kembali,” ujarnya.
Kekecewaan Publik
Kegagalan ini menjadi kekecewaan mendalam bagi suporter La Vinotinto. Mereka sempat berharap 2026 akan menjadi sejarah baru, mengingat jumlah peserta Piala Dunia bertambah menjadi 48 tim.
“Kami berharap ini bukan akhir, tapi awal untuk bangkit lagi,” tulis salah satu kelompok suporter di media sosial.
Venezuela kini menatap kompetisi internasional berikutnya, termasuk Copa América, sebagai kesempatan memperbaiki performa dan membangun kembali kepercayaan publik.
