
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menegaskan bahwa Israel menginginkan Jalur Gaza sepenuhnya demiliterisasi dan tidak menerima kehadiran Hamas atau kelompok bersenjata lainnya di wilayah tersebut.
Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers pada Selasa (18/2/2025), menjelang perundingan tahap kedua perjanjian gencatan senjata Gaza yang sempat tertunda sejak 3 Februari 2025.
“Israel tidak menerima skenario apa pun di mana kelompok-kelompok di Jalur Gaza tetap bersenjata. Kami juga menolak model ala Hizbullah di Gaza, sehingga wilayah tersebut harus didemiliterisasi sepenuhnya,” tegas Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar.
Perundingan tahap kedua dijadwalkan dimulai minggu ini setelah sebelumnya tertunda. Tahap kedua ini diharapkan akan membahas mengenai pembebasan semua sandera yang masih hidup. Kemudian gencatan senjata permanen, dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Perjanjian gencatan senjata tiga tahap ini ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat dan mulai berlaku pada 19 Januari 2025, setelah konflik lebih dari setahun di Gaza yang dipicu oleh operasi militer Israel pada Oktober 2023 sebagai balasan atas serangan Hamas.
Gideon Saar menegaskan bahwa Israel tidak menginginkan kehadiran Hamas maupun Otoritas Palestina di Gaza. “Kami tidak setuju dengan model Hamas menyerahkan kendali sipil di Gaza kepada Otoritas Palestina. Kami juga tidak menginginkan kehadiran Otoritas Palestina di sana,” tegas Saar.
Menurut Gideon Saar, Israel menyadari adanya rencana dari negara-negara Arab yang menentang usulan Presiden AS Donald Trump untuk membangun kembali Gaza di bawah kendali AS.
Donald Trump telah beberapa kali mengusulkan untuk mengirim warga Palestina keluar dari Gaza ke negara-negara tetangga sementara AS mengambil alih dan membangun kembali wilayah tersebut. Israel menyambut baik usulan Trump, sementara banyak negara di Timur Tengah menentangnya.
Israel menegaskan komitmen untuk demiliterisasi Jalur Gaza secara total dan menolak keberadaan kelompok bersenjata, termasuk Hamas. Perundingan tahap kedua gencatan senjata diharapkan dapat membawa stabilitas di wilayah tersebut. Sikap tegas Israel ini menunjukkan upaya diplomatik yang berkelanjutan untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza.