Bekasi, HarianJabar.com – Gawai kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tak hanya bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Sayangnya, penggunaan gawai yang berlebihan dapat membatasi interaksi sosial anak dengan dunia luar.
Solusinya, anak-anak bisa dikenalkan pada boardgame atau permainan papan. Boardgame membantu anak memfokuskan pikiran dan mengalihkan perhatian dari gawai. Berbagai jenis permainan papan, seperti catur, Magic: The Gathering, dan Pokemon boardgame, menjadi pilihan yang menarik.
Melvin Goenawan, yang lama berkecimpung di dunia boardgame melalui Dungeon Boardgame Café dan Main Mind Game Studio and Education di Kota Baru Parahyangan, memfasilitasi anak-anak yang mulai menyukai boardgame lewat Junior Dungeon’s Cup.
“Selain menyenangkan, boardgame juga meningkatkan soft skill seperti ketajaman analisa, kemampuan berpikir, dan keluwesan berkomunikasi anak-anak,” ujar Melvin saat dikonfirmasi, Senin (3/11/2025).

Boardgame mengharuskan peserta bertatap muka, berkomunikasi, dan bersosialisasi secara langsung—hal yang sulit dicapai saat bermain di gawai.
“Pesertanya harus bertatap muka, berbeda ketika bermain permainan yang sama di gawai. Kami ingin melalui boardgame ini memberikan manfaat untuk perkembangan sensorik dan sosial anak,” jelas Melvin.
Dungeon boardgame mengangkat tema dungeon, yang banyak terinspirasi dari buku, film, hingga permainan. Konsep ini menuntut pemain untuk menggunakan imajinasi yang sama, menciptakan pengalaman bermain yang unik dan nyata.
“Seperti bermain boardgame atau trading card game, permainan tercipta apabila peserta bermain dalam platform pemikiran atau imajinasi yang sama,” tambahnya.
Pada perhelatan Junior Dungeon’s Cup pertama di Bandung Barat, sekitar 50 anak dari 10 sekolah dasar ikut bertanding. Peserta berusia 7 hingga 15 tahun mewakili sekolah masing-masing.
“Berdasarkan beberapa survei, minat terhadap boardgame meningkat secara eksponensial. Tujuan kami adalah terus memperkenalkan boardgame secara luas,” tutup Melvin.
