Artikel
Bandung, HarianJabar.com — Wacana penerapan Gerakan Sapoe Sarebu ala Dedi Mulyadi di Kota Bandung masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah daerah sebelum resmi diterapkan. Wali Kota Bandung, Farhan, menyatakan saat ini pihaknya belum bisa melaksanakan gerakan tersebut secara penuh.
Gerakan Sapoe Sarebu, yang digagas mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, bertujuan menumbuhkan disiplin, kebersihan, dan gotong royong di tingkat masyarakat dan sekolah. Kegiatan ini biasanya melibatkan warga dalam aksi bersih-bersih lingkungan, edukasi sosial, dan kegiatan positif lainnya.
Proses Penyesuaian di Bandung
Menurut Farhan, Kota Bandung memiliki kebijakan dan kondisi wilayah yang berbeda dibanding Purwakarta. Oleh karena itu, penerapan gerakan Sapoe Sarebu harus disesuaikan agar efektif dan sesuai regulasi.
“Kami menunggu juknis resmi dan arahan teknis agar gerakan ini bisa berjalan maksimal di Bandung, tidak asal tiru,” ujar Farhan, Senin (6/10/2025).
Tujuan Penerapan Gerakan
Farhan menegaskan, tujuan utama adalah:
- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial.
- Menumbuhkan kesadaran lingkungan dan kebersihan.
- Membentuk budaya gotong royong dan solidaritas antarwarga.

Dukungan Warga dan Komunitas
Beberapa komunitas masyarakat di Bandung menyambut baik rencana ini. Mereka berharap gerakan Sapoe Sarebu dapat menjadi program rutin di sekolah, perumahan, dan kantor pemerintahan, sehingga budaya positif bisa menular secara luas.
Tantangan Penerapan
Meski mendapat dukungan, Farhan mengakui ada tantangan, seperti:
- Perbedaan karakteristik masyarakat kota besar dibanding kota kecil.
- Kesiapan infrastruktur dan sarana pendukung.
- Koordinasi lintas dinas dan komunitas.
Langkah Berikutnya
Pemkot Bandung berencana melakukan sosialisasi awal, pelatihan bagi kader lingkungan, serta simulasi kegiatan sebelum pelaksanaan resmi. Farhan berharap gerakan ini tidak hanya simbolik, tetapi memberikan dampak nyata bagi kebersihan dan kebersamaan masyarakat Bandung.
