Bandung, HarianJabar.com — Simbol tengkorak dengan topi jerami dari manga One Piece kini melampaui batas dunia fiksi. Dalam beberapa bulan terakhir, bendera ikonik itu muncul di berbagai unjuk rasa di Asia, Afrika, hingga Eropa—menjadi simbol baru perlawanan generasi muda terhadap ketidakadilan dan otoritarianisme.
Fenomena ini menandakan bahwa budaya pop telah berevolusi menjadi bahasa politik generasi digital. Bagi generasi Z, simbol dan karakter dari film, komik, hingga gim video bukan sekadar hiburan, tetapi cara untuk mengekspresikan keresahan sosial dan tuntutan perubahan dengan cara yang kreatif, aman, dan universal.
Dari Dunia Fiksi ke Jalanan
Bendera bergambar tengkorak bertopi jerami—simbol kru Straw Hat Pirates karya Eiichiro Oda—menggambarkan semangat kebebasan, solidaritas, dan perlawanan terhadap kekuasaan yang menindas.
Nilai-nilai itu ternyata memiliki resonansi global. Bendera Jolly Roger ala One Piece kini dikibarkan di berbagai demonstrasi pelajar di Nepal, aksi antikorupsi di Indonesia dan Filipina, hingga unjuk rasa di Prancis, Maroko, dan Inggris.
Menurut laporan Euronews Culture (9/10/2025), jurnalis David Mouriquand menulis bahwa “simbol budaya pop kini memainkan peran politik yang nyata.” Ia menegaskan, anak muda kini cenderung menolak ideologi konvensional, tetapi menemukan makna baru melalui ikon-ikon budaya populer yang dianggap lebih dekat dengan keseharian mereka.
Jejak Simbol Perlawanan Budaya Pop
Fenomena penggunaan simbol dari dunia fiksi sebagai lambang perjuangan bukan hal baru. Dalam dua dekade terakhir, budaya pop telah menjadi alat komunikasi politik global.
Beberapa contohnya:
- Topeng Guy Fawkes dari film V for Vendetta digunakan kelompok Anonymous dan gerakan Occupy Wall Street pada 2011.
- Salam tiga jari dari The Hunger Games menjadi simbol perlawanan terhadap kudeta militer di Thailand dan gerakan pro-demokrasi di Hong Kong.
- Kostum merah-handmaid dari The Handmaid’s Tale dipakai oleh perempuan di berbagai negara untuk memprotes pembatasan hak reproduksi.
- Riasan Joker menjadi simbol kemarahan sosial di Lebanon pada 2019.
- Bahkan Pepe the Frog, karakter kartun internet, pernah diklaim kelompok ekstrem kanan AS sebelum direbut kembali oleh demonstran pro-demokrasi Hong Kong sebagai simbol kebebasan berekspresi.
Semua ini memperlihatkan bagaimana fiksi dan realitas sosial kini saling bersinggungan. Simbol-simbol hiburan justru menjadi saluran ekspresi paling kuat di era digital, saat citra visual jauh lebih mudah menyebar ketimbang wacana politik formal.
Bahasa Global Generasi Z
Generasi Z dikenal fasih dalam menggunakan simbol, meme, dan referensi budaya pop untuk menyampaikan pesan politik.
Dari topeng hingga bendera anime, semua menjadi bentuk “protes lunak” yang kreatif dan sulit dilarang. Pemerintah yang mencoba membatasi penggunaannya sering kali dianggap mengekang kebebasan berekspresi.

Simbol-simbol budaya pop ini juga memiliki keunggulan: mereka mudah dikenali, tidak terikat bahasa, dan dapat memicu solidaritas lintas negara.
Dalam konteks ini, bendera One Piece bukan hanya lambang bajak laut fiksi, melainkan manifestasi harapan generasi muda akan dunia yang lebih bebas dan adil.
Budaya Pop Sebagai Ruang Aspirasi
Para ahli komunikasi budaya menilai fenomena ini sebagai tanda munculnya politik emosional baru. Alih-alih ideologi kaku, anak muda mengekspresikan politik melalui simbol, narasi, dan imajinasi.
Budaya pop memungkinkan mereka menyatukan aspirasi dalam bahasa yang ringan tapi kuat, menumbuhkan empati global tanpa perlu slogan ideologis.
Baca Juga:
pt vale terseret skandal dan limbah
Seperti kisah Luffy dan kawan-kawan yang berjuang demi kebebasan di lautan, bendera tengkorak One Piece kini berlayar di dunia nyata—menjadi lambang keberanian melawan ketidakadilan dan simbol bahwa mimpi tentang dunia yang lebih adil masih terus hidup.
Ketika batas antara fiksi dan kenyataan kian kabur, budaya pop menjadi jembatan baru bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam percakapan global.
Dari layar komik hingga jalanan kota, simbol tengkorak bertopi jerami kini menjadi bendera perlawanan yang menginspirasi, membuktikan bahwa pesan keadilan bisa datang dari mana saja—bahkan dari dunia anime.
