Bekasi, Harianjabar.com – Keputusan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, untuk langsung pulang ke Belanda usai kekalahan dari Arab Saudi (2–3) dan Irak (0–1) pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, menuai kritik dari sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Langkah tersebut dianggap sebagai bentuk sikap yang kurang bertanggung jawab setelah gagal membawa skuad Garuda melaju ke babak berikutnya.
Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi olahraga, Andi Mardiana, menilai bahwa seorang pelatih tim nasional seharusnya menunjukkan tanggung jawab moral dengan tetap berada di Indonesia untuk melakukan evaluasi bersama federasi. “Kluivert seharusnya tidak langsung pergi. Ia perlu berdiskusi dengan PSSI dan memberikan laporan evaluasi menyeluruh. Ini bukan hanya soal kalah, tetapi juga soal etika profesional,” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/10).
Menurut Andi, publik berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di tubuh Timnas Indonesia, termasuk strategi, persiapan, dan hambatan selama kualifikasi berlangsung. “Kita semua mendukung tim nasional, tapi evaluasi terbuka penting untuk membangun kepercayaan publik,” tambahnya.

Sementara itu, pihak PSSI melalui Manajer Timnas, Sumardji, mengonfirmasi bahwa Kluivert dan jajaran staf pelatihnya memang langsung kembali ke Belanda setelah laga terakhir melawan Irak. Ia menyebut keputusan itu sudah dijadwalkan sebelumnya. “Kluivert pulang bukan karena menghindari tanggung jawab, tapi karena masa kontraknya memang akan dievaluasi. Rapat Exco PSSI akan menentukan langkah selanjutnya,” jelas Sumardji.
Meski demikian, sebagian masyarakat dan pengamat sepak bola menilai kepulangan cepat Kluivert terkesan tidak sensitif terhadap kekecewaan publik. Mereka menilai, seharusnya pelatih asal Belanda itu menyampaikan keterangan resmi atau evaluasi akhir di Indonesia sebelum kembali ke negaranya.
Kini, PSSI tengah menyiapkan laporan evaluasi kinerja tim pelatih dan akan segera menggelar rapat Komite Eksekutif untuk menentukan nasib Kluivert. Federasi memastikan seluruh proses dilakukan secara profesional dan terbuka.
