Bekasi, Harianjabar.com – Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih tim nasional, Patrick Kluivert, lewat kesepakatan bersama. Keputusan ini menuai reaksi dari Istana dan seruan agar PSSI segera melanjutkan langkah ke depan tanpa terjebak polemik berkepanjangan.
Keputusan “Out” Kluivert
PSSI mengumumkan bahwa kontrak Kluivert yang ditandatangani sejak Januari 2025 berakhir lebih cepat melalui pemutusan secara “mutual consent”.
Keputusan ini diambil menyusul kegagalan Timnas Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia 2026, setelah tim mengalami kekalahan krusial dari Irak dan Arab Saudi.
Dalam pernyataannya, PSSI menyebut bahwa pemutusan ini bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap strategi pengembangan tim nasional.
Pihak PSSI juga menyatakan apresiasi terhadap dedikasi Kluivert beserta tim pelatihnya selama masa kerja mereka.
Reaksi Istana dan Imbauan “Move On”
Menanggapi keputusan PSSI, Istana Kepresidenan menyampaikan pernyataan yang diwakili oleh pihak Setneg. Dalam pernyataannya, Istana mengajak semua pihak untuk tidak terlena dalam kritik dan menyarankan agar PSSI segera bergerak maju dengan langkah-langkah yang produktif.

Tantangan dan Harapan bagi PSSI
Setelah keputusan ini, sejumlah tantangan wajib dihadapi PSSI agar transisi berjalan mulus:
- Seleksi pelatih pengganti yang tepat
PSSI dituntut segera menentukan pelatih baru dengan visi jangka panjang, tidak sekadar reaksi emosional publik. - Evaluasi menyeluruh sistem internal
Tidak cukup hanya mengganti pelatih—harus ada penataan struktur manajemen, pembinaan usia muda (U-20, U-23), hingga aspek psikologi pemain. - Membangun kepercayaan publik & penonton
PSSI harus menunjukkan perubahan konkret agar kepercayaan publik dan-of the pendukung tim nasional tidak terkikis. - Konsistensi strategi jangka panjang
Agar tidak berganti-ganti kebijakan dalam setiap era pelatih, PSSI perlu menyusun roadmap sepak bola nasional yang berkelanjutan.
Keputusan memutus kerja sama dengan Patrick Kluivert membuka babak baru dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Meskipun reaksi muncul dari banyak pihak — termasuk Istana — yang menekankan agar PSSI “move on”, tantangan besar tetap berada di hadapan organisasi tersebut. Ke depan, kualitas pemilihan pelatih, konsistensi kebijakan, dan pembenahan internal akan menjadi krusial agar perubahan bukan hanya kosmetik semata.
