BOGOR – harianjabar.com, Dampak dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintah pusat mulai dirasakan oleh sektor perhotelan di Kota Bogor.
Dua hotel di bawah naungan Sahira Hotels Group, yaitu Sahira Butik Hotel Paledang dan Sahira Butik Hotel Pakuan, resmi menghentikan operasionalnya pada 29 Maret 2025. Penutupan ini berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 130 karyawan.
Corporate PR & Marketing Manager Sahira Hotels Group, Citra Wulandary Yunisha, menjelaskan bahwa penurunan signifikan dalam kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang biasanya diselenggarakan oleh instansi pemerintah menjadi salah satu faktor utama penutupan kedua hotel tersebut.
“Sekitar 70% pasar kami berasal dari kegiatan pemerintah. Dengan adanya efisiensi anggaran, kegiatan tersebut menurun drastis,” ujar Citra.
Rinciannya, sebanyak 87 karyawan dari Sahira Butik Hotel Paledang dan 43 karyawan dari Sahira Butik Hotel Pakuan terkena PHK. Jumlah ini belum termasuk pekerja harian lepas yang juga terdampak.
Menanggapi situasi ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, menyatakan keprihatinannya. “Sejak Januari hingga Maret 2025, okupansi hotel mengalami penurunan drastis, dengan tingkat hunian hanya mencapai 28,9%. Tidak ada kegiatan meeting dari lembaga pemerintah yang biasanya menjadi andalan,” ungkap Yuno.
Sementara itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor menyatakan bahwa pihaknya tengah menyusun langkah-langkah strategis untuk mendorong pemulihan sektor pariwisata dan perhotelan. “Kami berkomitmen untuk mendukung pelaku industri pariwisata agar dapat bangkit kembali, termasuk dengan mengadakan program promosi dan pelatihan bagi tenaga kerja yang terdampak,” ujar Kepala Disparbud Kota Bogor.
Penutupan dua hotel ini menjadi sinyal bagi pemerintah dan pelaku industri untuk segera berkolaborasi dalam mencari solusi atas tantangan yang dihadapi sektor pariwisata akibat kebijakan efisiensi anggaran.
Reporter: Tim Harian Jabar
