Bandung, HarianJabar.com — Jawa Barat kian serius menapaki jalur ekonomi hijau. Dari sektor energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, hingga pengelolaan sampah berbasis sirkular, provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini tengah merumuskan strategi besar menuju pembangunan ramah lingkungan.
Langkah ini sejalan dengan target Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2060. Gubernur Jawa Barat, bersama jajaran pemerintah daerah dan mitra strategis, menekankan bahwa transformasi ekonomi hijau bukan sekadar tren global, melainkan kebutuhan mendesak bagi masa depan generasi mendatang.
“Ekonomi hijau adalah kunci. Kita tidak bisa lagi bergantung pada pola lama yang merusak lingkungan. Jawa Barat ingin menjadi provinsi terdepan dalam menghadirkan energi bersih dan sistem pangan berkelanjutan,” ujar seorang pejabat Pemprov Jabar dalam sebuah forum ekonomi, Minggu (28/9/2025).
Energi Terbarukan Mulai Jadi Primadona
Salah satu fokus utama adalah pengembangan energi terbarukan. Kabupaten Garut dan Tasikmalaya telah mulai memanfaatkan potensi energi panas bumi, sementara Cirebon tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Energi surya pun mulai digencarkan melalui pemasangan panel di sekolah, kantor pemerintahan, hingga kawasan industri.
Potensi energi terbarukan di Jawa Barat diperkirakan mencapai lebih dari 30 ribu MW, namun baru 10 persen yang dimanfaatkan. “Ini peluang besar sekaligus tantangan. Investasi harus diarahkan ke sektor yang memperkuat ketahanan energi sekaligus ramah lingkungan,” kata pakar energi dari Universitas Padjadjaran.

Pertanian Berkelanjutan
Sektor pertanian juga menjadi sorotan. Lahan sawah di Indramayu, Karawang, dan Subang perlahan mengadopsi konsep pertanian organik, mengurangi penggunaan pestisida kimia, serta memperluas irigasi hemat air. Para petani milenial mulai bergerak dengan teknologi digital seperti smart farming, yang memungkinkan pemantauan kelembaban tanah hingga prediksi cuaca lebih akurat.
“Kalau dulu petani hanya mengandalkan insting, kini kami bisa memanfaatkan data. Hasil panen lebih terukur, biaya berkurang, dan lingkungan tetap terjaga,” ungkap seorang petani muda di Karawang.
Ekonomi Sirkular dan UMKM Hijau
Selain energi dan pertanian, konsep ekonomi sirkular juga diterapkan dalam pengelolaan sampah. Kota Bandung dan Bekasi mulai mengembangkan bank sampah digital, yang tidak hanya membantu mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menambah penghasilan warga.
UMKM di Jawa Barat pun tak mau ketinggalan. Produk ramah lingkungan seperti tas daur ulang, kosmetik organik, hingga fesyen berbahan alami mulai dilirik pasar lokal maupun internasional. Pemerintah provinsi bahkan menyediakan inkubasi bisnis khusus UMKM hijau untuk memperkuat daya saing global.
Menuju Jawa Barat Hijau 2045
Visi besar “Jawa Barat Hijau 2045” menjadi cita-cita bersama. Pemerintah, akademisi, komunitas, dan pelaku usaha diharapkan bersinergi agar transformasi hijau ini tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.
“Jika kita konsisten, Jawa Barat bukan hanya jadi pusat industri, tapi juga pionir ekonomi hijau di Asia Tenggara,” tutup pejabat Pemprov Jabar.
