Bekasi, HarianJabar.com — Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu di Kota Bekasi kembali mengalami longsor pada Senin malam (6/10), menyebabkan terganggunya aktivitas Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Insiden ini menjadi yang kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir, menimbulkan kekhawatiran serius terkait manajemen dan daya tampung TPA yang semakin kritis.
Longsor Timbunan Sampah, IPLT Tak Bisa Beroperasi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Heri Purnomo, membenarkan kejadian tersebut. Longsoran terjadi akibat curah hujan tinggi dan volume sampah yang sudah melebihi kapasitas.
“Longsoran kali ini menimpa akses menuju lokasi IPLT dan sebagian area operasionalnya. Aktivitas pengolahan lumpur tinja terpaksa dihentikan sementara karena alat dan jalur tertutup timbunan sampah,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Dampak Lingkungan dan Potensi Krisis Kesehatan
IPLT berfungsi penting dalam pengolahan limbah domestik, terutama lumpur tinja dari septic tank warga. Lumpuhnya fasilitas ini bisa berdampak pada keterlambatan pelayanan sedot tinja, meningkatnya potensi pencemaran lingkungan, serta menimbulkan risiko gangguan kesehatan masyarakat jika dibiarkan terlalu lama.
“Kalau IPLT berhenti lama, ini bisa jadi masalah sanitasi serius. Kami khawatir ada lonjakan pengaduan dari warga terkait pelayanan sedot WC yang tersendat,” kata Andi, seorang petugas kebersihan.

Penyebab Longsor: Overload dan Kurangnya Infrastruktur
TPA Sumur Batu selama ini telah menerima lebih dari 1.500 ton sampah setiap harinya, melebihi kapasitas idealnya. Minimnya teknologi pengelolaan, kurangnya lahan, serta belum optimalnya pemilahan sampah dari sumber menjadi pemicu utama kondisi rawan longsor.
Pakar lingkungan dari Universitas Islam 45 Bekasi, Dr. Nur Rahmat, menyebut bahwa kejadian ini menandakan kegagalan sistemik dalam tata kelola sampah perkotaan.
“Ini bukan sekadar bencana teknis, tapi sinyal darurat bagi sistem pengelolaan sampah di Kota Bekasi. Harus ada solusi jangka panjang seperti pembangunan waste to energy atau perluasan lahan TPA yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Respons Pemerintah dan Langkah Darurat
Pemerintah Kota Bekasi saat ini sedang melakukan penanganan darurat dengan mengerahkan alat berat untuk membuka kembali akses menuju IPLT. DLH juga mengalihkan sementara pelayanan lumpur tinja ke TPA lain yang masih beroperasi sebagian.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan dinas teknis provinsi untuk bantuan alat dan tenaga tambahan,” ujar Heri Purnomo.
Desakan Evaluasi Total Sistem Pengelolaan Sampah
Masyarakat dan penggiat lingkungan mendesak Pemkot Bekasi untuk tidak hanya menanggulangi dampak, tetapi melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan sampah di kota ini. Dengan jumlah penduduk yang padat dan volume sampah harian yang tinggi, kejadian longsor di TPA bisa menjadi ancaman berulang jika tak segera diatasi secara struktural.
Longsornya TPA Sumur Batu dan lumpuhnya IPLT menunjukkan bahwa sistem pengelolaan sampah dan sanitasi Kota Bekasi berada dalam kondisi genting. Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah jangka pendek dan jangka panjang untuk menghindari krisis lingkungan yang lebih luas.
