Bandung, HarianJabar.com — Kasus gangguan penglihatan pada anak-anak Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Para ahli menilai, tingginya penggunaan gadget atau gawai menjadi salah satu penyebab utama di balik tren ini.
Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) mencatat, dari setiap 1.000 anak yang menjalani pemeriksaan mata, sekitar 35–40 persen mengalami kelainan refraksi seperti rabun jauh (miopia) dan membutuhkan kacamata. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan survei Riskesdas 2012 yang mencatat prevalensi gangguan mata anak sekitar 24,7 persen.
“Anak-anak sekarang lebih sering terpapar layar gadget sejak usia dini, bahkan untuk kegiatan belajar. Ini berdampak langsung pada kesehatan mata,” kata Ketua IROPIN, dr. Haryono, Jumat (11/10).
Dampak Pandemi dan Kebiasaan Baru
Pandemi Covid-19 memperparah situasi. Aktivitas belajar jarak jauh dan berkurangnya waktu bermain di luar ruangan membuat anak lebih lama menatap layar ponsel atau komputer.
Data pemeriksaan kesehatan di sejumlah daerah menunjukkan lonjakan kasus signifikan:
- Di Kota Bogor, dari 800 pelajar yang diperiksa, 609 mengalami gangguan mata.
- Di Lombok, NTB, 112 dari 496 anak terdeteksi memiliki kelainan refraksi.
- Di Banyuwangi, ratusan anak usia SD dan SMP kini memakai kacamata karena mata minus.

Faktor Risiko dan Pencegahan
Selain durasi penggunaan gadget, posisi layar, pencahayaan, dan kurangnya aktivitas luar ruangan juga memperburuk kondisi mata anak.
Kementerian Kesehatan mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin dan pembatasan waktu penggunaan gadget maksimal dua jam per hari untuk anak usia sekolah.
“Gangguan mata yang tidak dikoreksi sejak dini bisa menurunkan prestasi belajar dan mengganggu perkembangan visual anak,” ujar juru bicara Kemenkes, dr. Rara Dewi.
Langkah Pemerintah
Melalui kampanye “Sayangi Mata Anak Sedari Dini”, Kementerian Kesehatan menggandeng sekolah-sekolah untuk melakukan skrining dan pembagian kacamata gratis. Pemerintah juga mendorong orang tua agar aktif memantau kebiasaan anak saat menggunakan perangkat digital.
