Cirebon, HarianJabar.com — Aktivitas penambangan liar di kawasan Gunung Kunci, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, kembali marak meski sebelumnya dua pekerja tewas tertimbun longsoran tanah.
Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah warga masih nekat melakukan penggalian manual di area tebing yang sudah diberi garis polisi. Padahal, lokasi tersebut sudah dinyatakan zona berbahaya oleh pihak BPBD dan Polres Cirebon Kota.
Masih Nekat Demi Ekonomi
Salah satu warga berinisial R (35) mengaku terpaksa kembali menambang karena desakan ekonomi.
“Kami tahu risikonya besar, tapi kalau tidak menambang, kami tidak punya penghasilan,” ujarnya, Jumaat (10/10/2025).
Kegiatan tambang tersebut biasanya dilakukan secara tradisional untuk mengambil tanah urug dan batu belah yang dijual ke proyek-proyek lokal. Namun, kondisi tanah yang labil dan curam membuat area itu rentan longsor, apalagi setelah diguyur hujan.

Polisi dan Pemkot Cirebon Turun Tangan
Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Bagus Riyadi menegaskan pihaknya telah melakukan patroli rutin dan sosialisasi agar warga tidak lagi menambang di lokasi tersebut.
“Kami sudah pasang garis polisi dan imbauan tertulis, tapi masih ada yang membandel. Langkah penegakan hukum akan kami ambil jika aktivitas terus berlangsung,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon, Azis Syamsuddin, meminta aparat kelurahan dan Satpol PP untuk menutup total akses menuju lokasi tambang. Pemerintah juga akan mencari solusi alternatif mata pencaharian bagi warga yang terdampak.
Dua Korban Sebelumnya
Dua penambang, Samsul (42) dan Toni (38), sebelumnya ditemukan tewas tertimbun longsor di area tambang ilegal pada akhir September lalu. Kejadian itu sempat menyita perhatian publik karena kondisi korban sulit dievakuasi akibat medan terjal.
Peringatan dari BPBD
Kepala BPBD Kota Cirebon M. Wawan Setiawan mengingatkan bahwa struktur tanah di kawasan Argasunya sudah tidak stabil akibat eksploitasi bertahun-tahun.
“Kalau dipaksa digali terus, potensi longsor bisa lebih besar dan mengancam permukiman di bawahnya,” ujarnya.
