Sukabumi, HarianJabar.com – Banjir dan longsor di Kecamatan Cisolok dan Cikakak meninggalkan dampak lain selain kerusakan fisik. Setelah tiga hari pascaperistiwa bencana, banyak penyintas mulai mengeluhkan gangguan kesehatan, terutama gatal, batuk, dan pilek.
Menanggapi hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi langsung menurunkan tim medis. Pos utama penanganan didirikan di Puskesmas Cisolok dengan layanan 24 jam. Tim medis bekerja tanpa henti, memeriksa warga baik di posko maupun dari rumah ke rumah.
Sekretaris Dinkes Sukabumi, Masykur Alawi, mengatakan, “Kami juga menginstruksikan Puskesmas di Cikakak, Palabuhanratu, Citarik, Simpenan, Bantargadung, dan Warungkiara untuk membantu pelayanan. Fokus kami saat ini mengantisipasi penyakit pascabanjir seperti diare, infeksi kulit, ISPA, dan gatal-gatal akibat air kotor.”

Hingga hari ketiga pascabanjir, belum ada korban jiwa. Namun tim kesehatan tetap siaga karena penyakit pascabanjir biasanya muncul setelah air surut. Pantauan di lapangan menunjukkan keluhan umum berupa batuk, flu, gatal di tangan dan kaki, serta beberapa anak mengalami mual dan sakit perut ringan akibat mengonsumsi air yang terkontaminasi lumpur.
Masykur menambahkan, “Keluhan ini wajar mengingat sebagian warga masih membersihkan rumah tanpa alas kaki. Kami terus melakukan pemantauan dan memberikan pengobatan serta edukasi kesehatan untuk mencegah penyakit lebih lanjut.”
Bencana mungkin telah mereda, namun peran tim medis menjadi garis depan menjaga kesehatan warga tetap prima pascabanjir.
