
harianjabar.com-Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa sepanjang periode 17 hingga 20 Februari 2025, aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik dengan nilai mencapai Rp 7,58 triliun. Sebagian besar modal asing tersebut mengalir melalui instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN).
Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, dari total dana asing yang masuk, sekitar Rp 6,96 triliun mengalir ke pasar SBN. Selain itu, instrumen investasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turut menyumbang aliran modal asing sebesar Rp 1,08 triliun.
Dengan demikian, jika digabungkan, kedua instrumen tersebut berhasil menarik dana asing sebesar Rp 8,04 triliun. Namun, dalam periode yang sama, pasar saham mengalami arus keluar modal asing sebesar Rp 460 miliar.
“Berdasarkan data transaksi yang terjadi dalam periode 17 hingga 20 Februari 2025, investor nonresiden tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 7,58 triliun. Perinciannya, terjadi penjualan bersih (net sell) di pasar saham sebesar Rp 0,46 triliun, sementara di pasar SBN terjadi pembelian bersih sebesar Rp 6,96 triliun, serta tambahan pembelian bersih pada instrumen SRBI sebesar Rp 1,08 triliun,” ungkap Ramdan dalam pernyataan resminya yang diterima pada Minggu (23/2/2025).
Jika melihat pergerakan modal asing secara kumulatif sejak awal tahun, yakni dari 1 Januari hingga 20 Februari 2025, tercatat bahwa investor asing telah melakukan penjualan bersih di pasar saham sebesar Rp 7,74 triliun.
Sementara itu, aliran dana ke dalam SBN menunjukkan tren positif dengan pembelian bersih sebesar Rp 18,99 triliun. Di sisi lain, SRBI juga mengalami kenaikan dengan total pembelian bersih mencapai Rp 3,23 triliun.
Selain faktor internal, kondisi ekonomi global juga memberikan pengaruh terhadap dinamika pasar keuangan Indonesia. Pada Kamis (20/2/2025), imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan hingga mencapai 4,505%.
Sejalan dengan itu, premi risiko investasi Indonesia yang diukur melalui credit default swap (CDS) untuk tenor lima tahun meningkat menjadi 69,66 basis poin.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi pada Jumat (14/2/2025) yang masih berada di level 68,97 basis poin. Sementara itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menunjukkan pelemahan, dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat nilai tukar rupiah di level Rp 16.300 per dolar AS pada Jumat (21/2/2025).