
harianjabar.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengumumkan langkah efisiensi signifikan dalam proyek perbaikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Rencana awal pembangunan Terminal 4 yang diperkirakan menelan biaya Rp 14 triliun dibatalkan setelah kajian ulang menunjukkan bahwa perbaikan terminal yang ada dapat dilakukan dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun.
“Kalau memang belum dibutuhkan, kenapa harus bangun terminal baru dengan biaya Rp 14 triliun? Dengan hanya Rp 1 triliun, kita bisa melakukan perbaikan besar-besaran pada terminal yang ada dan meningkatkan kenyamanan serta kapasitasnya,” ujar Erick.
Langkah efisiensi ini tidak hanya menghemat anggaran, tetapi juga meningkatkan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta dari 56 juta menjadi 94 juta penumpang per tahun. Erick menambahkan bahwa perbaikan ini akan membuat fasilitas bandara lebih modern dan nyaman, sehingga mampu bersaing dengan bandara di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Selain itu, penataan ulang terminal juga dilakukan. Terminal 1, 2D, dan 2E akan difokuskan untuk penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier), sementara Terminal 3 akan difokuskan untuk layanan penerbangan penuh (Full Service Carrier). Khusus untuk umrah dan haji akan dipusatkan di Terminal 2F, mengingat jumlah jemaah umrah per tahun mencapai 1,3 juta hingga 1,5 juta jemaah, dan jemaah haji per tahun mencapai 241 ribu jemaah.
Erick Thohir mengapresiasi tim PT Angkasa Pura Indonesia dan InJourney Airports yang telah bekerja keras dalam mewujudkan efisiensi ini. Di Kementerian BUMN, upaya untuk mereview proyek-proyek yang dianggap tidak efisien terus dilakukan, sehingga penghematan anggaran dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing infrastruktur bandara Indonesia di kancah internasional, memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata dan transportasi udara.